GridHEALTH.id - Sayur, buah, biji-bijian, dan kacang-kacangan merupakan sumber serat makanan atau disebut Dietary Fiber yang diperlukan tubuh.
Bahan makanan tersebut selain sumber serat, juga mengandung vitamin, mineral, dan sejumlah fitokimia yang dapat mencegah dan mengatasi beberapa penyakit.
Sementara yang dimaksud sebagai sumber serat adalah bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti buah, sayur, kacang-kacangan serta bagian luar dari biji-bijian seperti kulit ari beras, gandum, havermout.
Makanan sumber serat ini terbagi menjadi dua bagian berdasarkan kelarutannya terhadap air, bisa tidaknya membentuk gel atau menjadi kental, serta bagaimana fermentasinya di usus, yaitu serat makanan larut dan serat makanan tak larut.
a. Serat makanan larut
Sesuai namanya, serat makanan ini dapat larut di dalam air. Ketika bercampur air dia akan membentuk gel.
Baca Juga: Buah Memang Kaya Serat, Tapi Ada Lo, yang Justru Bikin Sembelit!
Lalu ketika berada di usus besar akan difermentasi oleh kuman yang ada. Adapun yang termasuk dalam jenis serat ini adalah pektin, gum, musilago, dan psilum.
Dengan kemampuannya ini, serat larut bermanfaat untuk;
1. Mengikat asam empedu di usus dan menurunkan penyerapan kolesterol yang ada di makanan sehingga berdampak menurunnya kadar kolesterol darah.
2. Memperlambat penyerapan karbohidrat dari makanan sehingga membantu mengontrol kadar gula darah pada para penderita diabetes melitus.
3. Memperlambat jalannya makanan dalam saluran cerna.
4. Mengikat air sehingga kotoran manusia menjadi lunak.
Contoh bahan makanan yang kaya serat larut adalah apel, wortel, jeruk, pisang, pir, anggur, pepaya, mangga, bit, kol, brokoli, jagung, kacang polong, kacang hijau, kacang-kacangan pada umumnya, havermout, biji wijen, agar-agar, dan rumput laut.
b. Serat makanan tak larut
Serat makanan tak larut air disebut demikian karena memang seratnya tidak dapat larut di air yang ada di saluran cerna.
Baca Juga: Mengenal Pemanis Buatan, Pengganti Gula yang Tetap Perlu Dibatasi
Baca Juga: Berantas Stunting; Saat Remaja Diet Sembarangan, Berpotensi Kelak Lahirkan Anak Stunting
Karena tak bisa larut air, maka jenis serat ini tidak membentuk gel. Selain itu, yang difermentasi di usus juga sedikit.
Meski begitu, kerja kelompok serat ini mempercepat waktu transit makanan dalam usus sehingga tak terjadi sembelit.
Dengan demikian, penyakit-penyakit, seperti ambeien atau wasir, divertikulosis, dan usus buntu bisa dihindari.
Yang termasuk serat tak larut adalah selulosa, sebagain besar kelompok hemiselulosa, dan lignin, bagian serat yang membuat bagian batang dari sayuran atau tanaman atau daun menjadi keras.
Contoh bahan makanan yang kaya serat tak larut adalah roti gandum, sereal, buah yang masih ada kulitnya, seperti apel, pir, kailan, bayam, kentang, tomat, wortel, kembang kol, kacang merah, jamur, jali, dan flaxseed.
Pantas diketahui, serat adalah bagian dari tumbuhan yang bisa dikonsumsi dan tersusun dari karbohidrat dan memiliki sifat resistan terhadap proses pencernaan dan penyerapan di usus halus.
Serat akan mengalami fermentasi di usus besar. Inilah yang kemudian membantu proses pencernaan pada tubuh kita setiap harinya.
Baca Juga: Gula Darah Melonjak Cepat Jadi Musuh Diabetes, Ini Cara Menurunkannya
Baca Juga: Fakta Menarik, Pilih Memelihara Kucing Ternyata Bikin Cerdas
Mengonsumsi makanan dengan serat tidak larut air akan membuat pencernaan lancar, karena bisa mendorong pergerakan usus dan membantu mengeluarkan kotoran dari usus.
Dengan mengonsumsi serat larut air, maka serat masih bisa dicerna dan diolah oleh bakteri baik dalam usus, sehingga dapat memberikan asupan makanan bagi bakteri dalam usus.
Bagi anak-anak, saluran cerna yang sehat berarti dapat menjalankan fungsinya dengan optimal, tidak saja mencerna dan menyerap makanan, tetapi juga sebagai mekanisme pertahanan tubuh.
Keberadaan mikroflora di dalam saluran cerna juga memegang peran penting terhadap kematangan sistem imun anak.
Saluran cerna bayi yang mendapat ASI didominasi oleh bakteri baik yang keberadaannya memberikan keuntungan bagi kesehatan saluran cerna. Oleh karena itu, pemberian ASI eksklusif 6 bulan menjadi sangat penting.
Semua nutrisi, baik yang bersifat makro dan mikro akan mudah diserap dengan baik bila mempunyai pencernaan yang sehat sejak di masa awal kehidupan.
Baca Juga: Sering Sendawa? Waspadai Adanya Gejala Penyakit Ini!
Baca Juga: Persiapan Mengajak Bayi Bepergian, Bekal Makanan Paling Penting!
Sebab, itu adalah landasan untuk tumbuh kembang optimal serta membangun tingkat kesehatan tubuh dan mental secara keseluruhan pada usia dewasa. (*)
Disarikan dari buku serial 'Menu Sehat'. Pengarang: dr. Idawati Karjadijaja, MS., Sp.GK. Diterbitkan oleh Penerbit Buku Intisari, Oktober 2017.
#berantasstunting
Source | : | kemenkes.go.id,Intisari-online |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar