GridHEALTH.id - Bulan puasa Ramadan cuma datang sekali dalam setahun. Tak heran bila umat muslim ingin memanfaatkanya untuk mendapatkan pahala puasa sekaligus meningkatkan ibadah. Termasuk ibu yang sedang menyusui.
Meski merupakan hal yang wajib untuk dijalani oleh umat muslim, namun ada beberapa golongan orang yang diperbolehkan untuk tidak berpuasa dengan syarat tetap menggantinya di lain waktu. Salah satunya adalah ibu hamil dan menyusui.
Ibu hamil dan menyusui diperbolehkan berpuasa di luar bulan Ramadan atau menggantinya dengan membayar fidiah.
Menurut dr. Reisa Broto Asmoro, bagi ibu yang sedang menyusui bayi usia 0-6 bulan sangat dianjurkan untuk tidak berpuasa, karena si ibu akan menyusui bayi secara rutin setiap 2-3 jam setiap harinya.
Persediaan ASI kemungkinan turun dan ibu merasa lebih haus dan lapar karena kebutuhan ASI bayi cukup tinggi di usia sampai enam bulan.
Akan tetapi, kualitas ASI tidak akan terpengaruh walaupun ibu memutuskan menjalankan puasa.
Berkurangnya asupan cairan dan makanan melalui ASI berkemungkinan mengalami penurunan persediaan ASI dan bayi kemungkinan akan menangis lebih sering.
Oleh karena itu, para ahli menyarankan ibu menyusui di usia bayinya sampai enam bulan untuk tidak berpuasa karena tubuh si ibu membutuhkan cairan dan kalori yang konsisten untuk menjaga produksi ASI untuk memenuhi kebutuhan bayi.
Risiko kesehatan yang mungkin dialami ibu dan bayi saat menyusui di usia bayi di bawah enam bulan, yakni mengalami tekanan gula darah rendah karena dehidrasi dan ibu mungkin mengalami gastritis karena metabolisme lebih tinggi saat menyusui.
Menurut Jophia Bok, seorang perawat laktasi di Singapura, beberapa ibu yang menyusui saat puasa Ramadan mengalami tanda dan gejala gula darah rendah, tekanan darag rendah, dehidrasi, atau gastritis, hingga pengurangan pasokan susu.
Akan tetapi, menurut penelitian Ertel et. Al. menemukan, “Sekitar 22% ibu menyusui merasakan penurunan produksi ASI mereka dan 23% lainnya melaporkan adanya peningkatan jumlah suplemen bayi selama menjalankan ibadah puasa Ramadan."
Berikut adalah beberapa hal yang harus diperhatikan oleh setiap ibu menyusui yang ingin berpuasa menurut dokter Reisa Broto Asmoro.
Baca Juga: Semua Pasien Sembuh, Kini Aceh Umumkan Pasien Nol Positif Covid-19
Baca Juga: Ibu Menyusui Terpapar Infeksi Covid-19, Bagaimana Solusinya?
1. Sehat
Ibu sedang dalam kondisi sehat, tidak dalam kondisi mual-muntah atau mengidap darah tinggi atau darah rendah.
2. Makan tiga kali sehari
Ibu sangat disarankan makan sama seperti sebelum puasa yakni tetap 3 kali sehari.
Pembagian waktunya adalah pada saat sahur, buka puasa dan setelah tarawih dengan tambahan kalori 700 kkal sehingga asupan kalori total 2.200-2.700 kkal setiap harinya.
3. Penuhi kebutuhan serat
Penuhi kebutuhan serat bisa seperti dari sayuran yang dapat membantu ibu pada saat puasa karena akan merasa kenyang lebih lama.
Sayuran juga akan meningkatkan kuantitas ASI dan kaya akan vitamin, mineral dan berbagai zat antioksidan lainnya.
Beberapa makanan yang bisa jadi anternatif antara lain: ikan, daging tanpa lemak, kacang-kacangan, berries, beras cokelat atau beras merah, kentang, telur, gandum, sayuran berwarna hijau dan air mineral yang cukup.
4. Banyak minum
Konsumsi air mineral yang cukup banyak agar tidak mengalami dehidrasi dan mencegah produksi ASI menurun. Setidaknya 2,5-3,5 liter perharinya.
Baca Juga: Resep Vietnam Atasi Pandemi Virus Corona Hingga Tak Ada Korban Jiwa
Baca Juga: Sering Sembelit? Konsumsi 7 Makanan Pelancar Buang Air Besar Ini
5. Minum suplemen ibu menyusui
Kondisi setiap ibu berbeda, ada yg ASI tetap lancar saat puasa ada juga yg tidak. Oleh karena itu untuk antisipasi dan menjaga agar ASI tetap banyak dan kental ada baiknya konsumsi booster ASI yang cocok.
Nah, itu dia tips berpuasa untuk ibu menyusui ala dr. Reisa Broto Asmoro, semoga bisa menjalankan puasa dengan baik tanpa mengganggu kebutuhan ASI si kecil. (*)
#berantasstunting #hadapicorona
Source | : | nakita.grid.id |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar