GridHEALTH.id - Nasib malang menimpa seorang bocah yang masih duduk dibangku Sekolah Dasar (SD).
Dikutip dari Tribun News (12/05/20), gadis kecil berinisial LS itu hamil dan melahirkan seorang bayi perempuan. Kehamilan bocah SD berusia 12 tahun itu memang tak disangka-sangka. Korban hamil dan melahirkan seusai menonton dan tertidur di depan TV.
Ibunya yang sedang bekerja di luar kota pun pulang mendengar anak gadisnya hamil. Gadis kecil malang ini diketahui hamil saat perutnya sudah membesar.
Sang ibu yang bekerja di Kalimantan langsung pulang ke Blitar mendengar kabar tersebut. Sebenarnya warga sudah curiga pada perubahan tubuh pada gadis kecil itu.
Namun, tidak ada warga yang berani bertanya kepada korban maupun pihak. Informasi ini hanya menjadi desas-desus di kampung korban.
Kehamilan LS pun terungkap saat sang ibu tiba di rumah. Saat tiba di rumah, sang ibu kaget melihat perut anak gadisnya sudah membesar atau hamil sembilan bulan.
Baca Juga: Benarkah Persalinan Sesar Merupakan Warisan? Ini Jawaban Dokter
Sang ibu langsung bertanya kepada bocah SD itu tentang sosok pria yang tega berbuat keji kepada anak dibawah umur. Korban pun menyebut nama pamannya Sumartono (44) sebagai pelaku. Dirinya dipaksa, jika tidak mau tidak akan diberikan uang jajan oleh pamannya.
Mendengar pengakuan anaknya itu, sang ibu melapor ke Polres Blitar.Aparat kepolisian yang menangani kasus tersebut mengaku sudah cukup bukti untuk menahan pelaku.
Namun yang menyedihkan adalah tentunya si korban. Selain trauma psikis karena dirudapaksa, melahirkan di usia dini bukan tanpa bahaya bagi sang ibu. Wanita berusia dini, di bawah 20 tahun ketika melahirkan bayinya memiliki beberapa risiko diantaranya berat badan lahir rendah (BBLR).
Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Anung Sugihantono mengatakan, secara teoritis kemungkinan jumlah bayi yang dilahirkan oleh ibu di bawah 18 tahun berjumlah banyak.
Ia mencatat lebih dari 2.500 perempuan usia dini yang kemudian mengandung dan melahirkan. Ia menambahkan, persebaran perempuan usia muda melahirkan merata di semua wilayah.
Karena tingginya angka ibu melahirkan saat usia dini, bayi ini memiliki risiko mulai dari BBLR, hingga bayi dengan berat badan lebih rendah memiliki risiko kematian lebih tinggi.
Tak hanya itu, perempuan yang hamil saat usia dini namun dalam konteks kehamilan yang tidak dikehendaki justru akan ada upaya penolakan mulai dari menggugurkan kandungan, hingga meminum cairan yang bisa mematikan si bayi. Padahal, ini meningkatkan risiko kematian.
Baca Juga: Puasa Ramadan Terbukti Bermanfaat Bagi yang Punya Masalah Kulit
"Dengan meningkatnya risiko sebenarnya pemerintah jadi terbebani untuk hal-hal seperti ini," ujarnya, di Jakarta, Jumat (07/07/19), seperti dikutip dari republika.com.
Pada organ reproduksi juga mengalami risiko bila melakukan hubungan intim di usia dini.
Untuk diketahui, saat perempuan mencapai usia 8 tahun, Ia mengalami rangkaian perubahan pada tubuh yang disebut dengan pubertas.
Pubertas memiliki karakteristik tubuh dewasa dan mempunyai kapasitas untuk bereproduksi.
Hal ini ditandai dengan perubahan pada tubuh seperti pertumbuhan payudara, bulu di sekitar kemaluan, menstruasi dan lainnya.
Satu hal yang penting diketahui di masa tersebut adalah perubahan serviks. Serviks atau mulut rahim terbagi menjadi dua bagian yaitu luar dan dalam.
Baca Juga: Menahan Bersin Karena Takut Dituduh Pembawa Virus Corona, Padahal Ini Bahayanya
Baca Juga: 7 Tanda Tubuh Kelebihan Garam, Salah Satunya Sering Pusing Kepala
Serviks bagian dalam akan mengalami perubahan sel dari jenis kolumnar ke gepeng pada masa pubertas.
Pada masa transisi ini, perempuan akan lebih rentan terkena infeksi ketika melakukan hubungan seksual.
Infeksi yang disebutkan disini dapat mencakup bakteri, jamur hingga virus seperti Human Papilloma Virus (HPV) yang dapat menyebabkan kanker serviks.
Hubungan seksual di usia dini, bukan berarti kemungkinan hamil menjadi minim. Apa bahayanya? Pada tubuh yang masih belum dewasa atau siap mengandung, diperkirakan rahimnya pun belum siap.
Rahim yang belum matang dan kekurangan darah (anemia) dapat menghambat pertumbuhan janin.
Baca Juga: Studi : Berenang, Bersepeda, dan Jalan Kaki, 3 Olahraga Terbaik Untuk Penderita Hipertensi
Baca Juga: Studi : Susu, Yoghurt dan Keju Dapat Mencegah Risiko Munculnya Stroke
Jika panggul ibu masih belum cukup lebar, maka ketika dipaksa melahirkan dapat terjadi sobekan rahim atau terjadi persambungan antara vagina dan kandung kemih dikarenakan luka pada vagina. Jika itu terjadi, operasi cesar menjadi opsi. (*)
#berantasstunting #hadapicorona
Source | : | Tribun News,Republika |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar