GridHEALTH.id - L-Carnitine adalah salah satu makronutrien yang berasal dari asam amino dan bisa ditemukan pada setiap sel tubuh kita.
L-Carnitine memiliki peran yang sangat penting dalam preoses pembentukan energi dan pembuangan zat racun di dalam tubuh.
L- Carnitine dapat menghasilkan tenaga di dalam sel-sel tubuh dengan cara menghantarkan asam lemak ke dalam mitokondria, di mana asam lemak ini akan dioksidasi dan diubah menjadi energi.
L- Carnitine dapat diproduksi oleh tubuh, yaitu pada ginjal dan hati, yang kemudian akan disimpan dalam otot, jantung, dan sel-sel otak.
L-Carnitine memiliki peranan penting dalam memproduksi energi, yakni dengan membawa asam lemak ke dalam mitokondria di sel tubuh.
Mitokondria kemudian bertindak sebagai mesin pembakar lemak untuk menciptakan energi yang dapat digunakan tubuh untuk beraktivitas.
Baca Juga: Dua Peneliti Universitas Airlangga Temukan Suplemen Lawan Virus Corona
Baca Juga: Waspadai Kencing Berbusa, Bisa Jadi Gejala Awal Gagal Ginjal
Selain itu, L-Carnitine juga berguna dalam banyak proses dalam tubuh, seperti fungsi jantung dan otak, serta pergerakan otot.
Dikutip dari penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Molecular Aspects of Medicine, tubuh kita bisa menambah sejumlah kecil zat L-Carnitine dari asupan makanan sehari-hari.
Makanan yang mengandung L- Carnitine adalah daging sapi, ikan, ayam, susu dan tempe. Namun L-Carnitine juga dapat diperoleh dari suplemen. Menurut penelitian, L-carnitine dari makanan dapat diserap lebih baik oleh tubuh dibandingkan L-carnitine dalam bentuk suplemen.
Beberapa fungsi L-Carnitine yang sudah diketahui, antara lain;
1. Melindungi fungsi otak
Penelitian menyebutkan, mengonsumsi acetyl-L-carnitine setiap hari dapat membantu mengobati berbagai penyakit yang berkaitan dengan penurunan fungsi otak, misalnya Alzheimer. Selain itu, suplemen ini juga disebut dapat melindungi otak dari kerusakan sel.
Baca Juga: Studi : Susu, Yoghurt dan Keju Dapat Mencegah Risiko Munculnya Stroke
Baca Juga: Koma Diabetes Paling Ditakuti Penderita Diabetes, Apa Penyebabnya?
2. Mengganti kurangnya kadar L-carnitine
Orang dengan kadar L-Carnitine terlalu rendah, misalnya karena memiliki kelainan genetik, mengonsumsi obat tertentu, atau menjalani cuci darah, dapat mengonsumsi suplemen L-carnitine.
Untuk mereka yang menjalani cuci darah, suplemen ini juga dapat memberikan manfaat lebih karena dapat meningkatkan jumlah sel darah merah.
3. Membantu mengatasi masalah kesehatan jantung
L-Carnitine bermanfaat untuk orang-orang dengan kondisi medis yang berhubungan dengan jantung dan pembuluh darah, misalnya tekanan darah tinggi, penyakit jantung koroner, gagal jantung kongestif, ataupun penyakit arteri perifer.
Konsumsi rutin L-Carnitine diketahui dapat menurunkan risiko terjadinya komplikasi dan kematian akibat penyakit jantung.
4. Meningkatkan performa olahraga
Banyak atlet yang mengonsumsi suplemen L-Carnitine, sebab suplemen ini dapat meningkatkan performa saat berolahraga jika diminum secara rutin.
Beberapa manfaatnya antara lain meningkatkan pasokan oksigen ke otot, meningkatkan aliran darah, membantu mengurangi kelelahan, serta mengurangi nyeri otot setelah berolahraga.
Baca Juga: 3 Jenis Kontrasepsi Aman Setelah Melahirkan, Tak Mengganggu ASI
Baca Juga: Jalan Sehat Untuk Kesehatan Ginjal, Cukup 30 Menit Setiap Hari
5. Mengatasi infertilitas
Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa konsumsi suplemen L-Carnitine secara rutin dapat memperbaiki kualitas sperma, meningkatkan jumlah sperma, serta memaksimalkan pergerakan sperma, sehingga bermanfaat terutama bagi pria dengan masalah kesuburan.
6. Mengurangi gejala diabetes
L-Carnitine dapat mengurangi gejala diabetes tipe 2 dan risiko komplikasi yang mengikutinya. Penelitian menyebutkan konsumsi suplemen L-Carnitine dapat mengurangi kadar gula darah dan dapat meningkatkan kadar enzim AMPK yang dapat meningkatkan kemampuan tubuh dalam menggunakan karbohidrat.
7. Mencegah terjadinya hepatik ensefalopati pada penderita sindrom karsinoid
Sindrom karsinoid merupakan kumpulan gejala yang terjadi akibat adanya kanker yang bertumbuh secara lambat pada saluran pencernaan dan saluran pernapasan (pada bronkus dan paru-paru).
Gejala sindrom karsinoid ini adalah nyeri perut yang hilang timbul, kemerahan pada wajah, diare, rasa berdebar-debar, tekanan darah rendah, dan mengi (suara napas berbunyi “ngik-ngik”).
Bila kanker ini telah menyebar ke hati, maka dapat terjadi gangguan fungsi hati yang menyebabkan hati tidak dapat membuang berbagai racun dan zat kimia yang dihasilkan oleh sel kanker dari dalam tubuh sehingga menyebabkan terjadinya hepatik ensefalopati (gangguan hati yang menyebabkan gangguan otak). Hepatik ensefalopati ini dapat diatasi dengan pemberian L- Carnitine.
Baca Juga: Jangan Suka Berlama-lama di Kantor, Bahaya Hipertensi Mengintai
Baca Juga: 4 Jenis Obat Ini Tak Boleh Diminum dengan Teh, Akibatnya Bisa Fatal
8. Membantu mengatasi komplikasi pada penderita HIV
Orang yang terinfeksi oleh HIV, kadangkala mengalami kekurangan L- Carnitine akibat penyakit atau penggunaan obat-obat antivirus.
Kekurangan ini dapat menyebabkan penurunan metabolisme lemak sehingga terjadi peningkatan kadar kolesterol di dalam darah. Berdasarkan sebuah penelitian, pemberian suplemen L-Carnitine dapat menurunkan kadar kolesterol di dalam darah.
Selain itu, menurut sebuah penelitian awal yang dilakukan oleh The National Institutes of Health, penggunaan 2-6 gram L-Carnitine setiap harinya diduga dapat menurunkan jumlah sel darah putih (limfosit) yang mati dan memperpanjang lama hidup penderita HIV.
L-Carnitine juga diduga dapat mengurangi nyeri dan mati rasa pada tangan dan kaki akibat neuropati pada penderita HIV, walaupun masih harus dilakukan penelitian lebih lanjut.
9. Membantu mengatasi masalah neuropati
Tingginya kadar gula darah dapat menyebabkan terjadinya kerusakan saraf pada penderita diabetes. Kerusakan saraf ini seringkali disebut dengan neuropati. Neuropati menyebabkan timbulnya rasa nyeri dan mati rasa pada tangan dan kaki.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemberian acetyl-L-carnitine dapat mengurangi nyeri dan mengembalikan fungsi saraf (mengurangi mati rasa) serta membantu proses regenerasi sel-sel saraf yang telah rusak. Akan tetapi, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai hal ini.
Seperti kebanyakan suplemen alami, L-Carnitine cukup aman bila dikonsumsi dengan bijak dan sesuai petunjuk.
Baca Juga: Sebelum Donor Darah Wanita Wajib Konsumsi Suplemen Zat Besi, Ini Alasannya
Baca Juga: Sinar Matahari Sehat Bagi Tubuh, Begini Cara Menikmatinya yang Aman
Dosis yang aman adalah 500–2000 mg per hari. Namun, dosis L-carnitine bisa berbeda-beda, tergantung pada jenisnya. Berikut adalah rinciannya:
Acetyl-L-Carnitine: 600–2.500 mg per hari.
L-Carnitine L-Tartrate: 1.000–4.000 mg per hari.
Propionyl-L-Carnitine: 400–1.000 mg per hari.
Meski konsumsi L-Carnitine jangka panjang terbilang aman, tetap ada kemungkinan efek samping berupa alergi, sakit kepala, mual dan muntah, peningkatan tekanan darah, kram perut, diare, dan bau badan.
Efek samping yang jarang terjadi meliputi kelemahan otot pada penderita kondisi uremia dan kejang pada orang dengan epilepsi. Selain itu, suplemen L-Carnitine juga dapat berinteraksi dengan obat-obatan tertentu.
Baca Juga: 5 Kematian Mendadak Perlu Diwaspadai, Tak Cuma Serangan Jantung
Jadi lebih baik coba penuhi kebutuhan L-Carnitine dari makanan terlebih dahulu. Jika ingin mengonsumsi suplemen L-Carnitine, kita dianjurkan untuk berkonsultasi pada dokter, terutama jika memiliki kondisi kesehatan tertentu dan mengonsumsi obat-obatan rutin. (*)
#berantasstunting #hadapicorona
Source | : | Mayo Clinic,alodokter.com,Everyday Health,Medical News Today |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar