GridHEALTH.id - Penyakit tidak menular, atau kronis, adalah penyebab utama kesehatan dan kematian yang buruk di dunia, menewaskan lebih dari 36 juta per tahun dengan lebih dari 90 % kematian dini ini terjadi di negara-negara miskin.
Para ahli kesehatan sepakat perlunya mengkarakterisasi gula sebagai "tembakau baru" dalam hal ancamannya bagi kesehatan masyarakat jika tingkat konsumsinya tidak dikurangi.
Harap tahu, gula disebut sebagai sdalah salah satu faktor risiko utama yang jika digabungkan dengan faktor lain seperti lemak, garam dan kurang olahraga, dapat dibandingkan dengan merokok.
Penelitian yang diterbitkan di The Journal of the American Medical Association (JAMA) Internal Medicine pada bulan November 2020, menunjukkan risiko kematian akibat penyakit jantung lebih tinggi di antara orang yang makan lebih besar dari kalori yang dibutuhkan dan diberi tambahan gula.
Baca Juga: Pemanis Buatan Tetap Berisiko Munculkan Diabetes dan Obesitas
Baca Juga: Dunia Harus Realistis, Akhir Pandemi Covid-19 Bukan di 2021
Dan risikonya juga lebih tinggi pada orang yang minum tujuh atau lebih minuman manis sehari.
Oleh sebab itu konsumsi minuman manis harus dilakukan dengan sangat hati-hati, terutama pada anak-anak.
Lihat postingan ini di Instagram
Ini adalah area di mana tindakan yang lebih intens perlu diambil. Pedoman baru itu mungkin tidak populer di kalangan produsen gula, tetapi mengatakan WHO akan menolak setiap tekanan yang tidak dapat dibenarkan atau lobi dari industri makanan dan gula untuk mengubahnya.
Baca Juga: Minum Teh Secara Rutin Menyehatkan Golongan Lanjut Usia, Studi
Baca Juga: Pakai Masker Menghambat Pembicaraan? Ini Tips Agar Komunikasi Lancar
"Jika tekanan datang pada organisasi, kami sangat siap untuk menghadapinya," katanya. "Saya tidak mengantisipasi masalah apa pun dalam hal itu." (*)
#berantasstunting#hadapicorona #bijakGGL
Source | : | American Diabetes Association,JAMA Internal Medicine |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar