GridHEALTH.id - Setelah terjadi pro dan kontra selama beberapa waktu akibat unggahan video singkatnya di media sosial Instagram, menanggapi buku diet The Journey of Fit Tya Ariestya, Yulia Baltschun akhirnya memberikan koreksi yang lebih lengkap dalam sebuah video pada saluran Youtube pribadinya.
Di dalam video berjudul DIET TYA ARIESTYA DIKECAM PAKAR!!? Banyak orang kehilangan rambut & gak bisa BAB, Yulia mengoreksi isi buku melalui pandangan sains dengan memberikan rujukan-rujukan penelitian sesuai dengan Piramida Dasar Bukti Ilmiah (Piramida Evidence Based Science) sebagai pembanding dengan isi buku.
Yulia menerangkan, sebenarnya dia telah mengetahui mengenai diet ini sejak lama, namun tidak pernah ingin berkomentar karena Diet yang dilakukan oleh Tya Ariestya termasuk dalam kategori Diet Clasify atau personal atau diet yang dirancang oleh dokter untuk pasien tertentu.
Itu di lindungi oleh etika kedokteran. Oranglain tidak bisa masuk dan mengomentari.
Namun berhubung diet personal ini telah dibukukan dan disebarkan untuk umum, otomatis Diet Tya telah dibuka untuk publik dan beresiko pula untuk diikuti publik tanpa pengawasan dari dokter.
Secara keseluruhan Yulia merangkum beberapa alasan kenapa ‘Diet Tya’ harus di takedown setelah membandingkan program diet tersebut dengan Standar Ketentuan Gizi dan Sains, diantaranya sebagai berikut:
1. Diet Kalori sangat rendah (VLCD)
Pada chapter 2 buku Diet Tya, dirangkum mengenai meal plan dengan rata-rata jumlah kalori berkisar antara 300-500 kalori, yang sangat jauh dari standar jumlah asupan kalori yang dianjurkan untuk dikonsumsi tubuh dalam sehari, sesuai dengan angka kebutuhan Basal Metabolic Rate (BMR).
Angka kebutuhan BMR adalah jumlah kalori yang dibutuhkan untuk tubuh kita bekerja secara normal.
Ketika melakukan suatu diet ekstrim, deit ekstrim itu memancing sistem metabolisme tubuh untuk beradaptasi secara negatif.
Baca Juga: Simpel dan Mudah Dilakukan, Ini Manfaat Yoga untuk Penderita Diabetes
Di saat jumlah kalori yang masuk ke dalam tubuh berjumlah sangat sedikit, tubuh memasuki fase kekurangan gizi yang serius dan secara otomatis tubuh akan mengaktifkan ‘mode hemat dengan cara menyusutkan organ-organ tubuh, menyusutkan tulang, dan menyusutkan otot yang akan berakibat pada kecepatan metabolisme menjadi lebih buruk dari sebelum melakukan diet.
Selain itu program diet ini juga memiliki efek samping seperti mulut kering, konstipasi, sakit kepala, lesu akut, berkunang-kunang, tubuh tidak tahan dingin, menstruasi terganggu, dan kehilangan rambut.
Karenanya, diet ini dilarang keras dilakukan oleh remaja, anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan, ibu menyusui, ibu hamil, orang dengan gangguan kesehatan tertentu, serta orang yang memiliki gangguan psikologis seperti eating disorder, depresi, anxiety, dan lain-lain.
Baca Juga: Diet Mediterania, Pola Makan Paling Baik Bagi Kesehatan Jantung
Disisi lain, VLCD boleh dan disarankan dilakukan, tetapi hanya untuk kasus-kasus tertentu seperti obesitas.
Namun dengan catatan program ini harus dilakukan dibawah pengawasan dokter yang memiliki lisensi dan ijin praktek untuk membimbing program diet pasien.
2. Food Demonizing yang Ambigu
Di dalam bukunya, Tya menuliskan anjuran dan larangan makanan yang dikonsumsi selama menjalani program diet.
Termasuk diantaranya larangan mengonsumsi gula, tepung, minyak, dan santan.
Menurut Yulia hal tersebut sangat ambigu dan tidak spesifik karena banyaknya varian dari tepung dan minyak.
Baca Juga: Menu Diet Lady Rocker, Nasi Merah Biasa, Lele Gorengnya yang Menarik
“Contohnya tepung, tepung kan jenisnya banyak. Ada tepung yang glikemik indeksnya rendah, ada tepung yang glikemik indeksnya tinggi. Tepungnya yang mana? Terus minyak juga, ini main pukul rata aja semua jenis minyak. Sementara jenis minyak kan banyak, ada minyak yang dari minyak tidak jenuh ada yang minyak jenuh. Ini minyaknya yang mana, bingung, kan? Terus juga, minyak-minyak alami yang berasal dari kacang-kacangan, dari ikan salmon, itu gimana? Disini tidak ada penjelasannya,” kritik Yulia.
Yulia meyakini dengan tidak adanya keterangan lebih lanjut pembaca akan memukul rata semua jenis minyak dan tepung, dan menyarankan penulis untuk memberi penjabaran yang lebih lagi mengenai detail isi dalam buku karena dapat menggiring pembaca untuk menjauhi jenis kelompok makanan tertentu.
Selain itu juga di dalam pembahasan yang sama di dalam buku, terdapat opini yang menerangkan bahwa jenis-jenis makanan yang dilarang itu tidak terlalu dibutuhkan oleh tubuh tanpa memberikan sumber dan dasar penelitian atau ahli dari opini tersebut.
Yulia membantah opini larangan jenis makanan tersebut dengan menunjukkan hasil penelitian mengenai santan yang bisa menunjang program diet.
Baca Juga: 5 Cara Cerdas Perempuan Jepang Turunkan Berat Badan Jadi Ideal
3. Sayur menghambat penurunan berat badan
Pembahasan mengenai topik ini sebelumnya telah ramai diperbincangkan oleh para ahli di media sosial Twitter, karena bagian dari buku ini telah tersebar dalam sebuah thread.
Banyak ahli yang telah membahntah opini mengenai sayur yang disebut menghambat dalam penurunan berat badan.
Dalam videonya Yulia juga membahasnya dalam 3 poin, diantaranya:
- Serat
Di dalam buku diet Tya dituliskan alasan pribadi tidak menggemari sayur karena itu dalam meal plan program diet tidak ada sayur.
Semantara faktanya di dalam sayur mengandung serat dan tubuh memiliki kebutuhan akan serat setiap harinya.
- Fakta Selulosa
Di dalam buku diet terdapat pernyataan:
“Dalam sayuran mentah hadir selulosa yang sulit dicerna sehingga memperlambat proses metabolisme. Semua ini mengarah ke penambahan berat badan.”
Yulia menyoroti pernyataan itu karena terdapat pro dan kontra di dalamnya.
Selulosa adalah zat utaka pada dinding sel tumbuhan yang membantu jaringan tumbuhan untuk tetap kaku dan kuat.
Menurut sebuah penelitian, selulosa memang resisten untuk dicerna usus kecil sehingga pernyataan pertama benar jika selulosa sulit dicerna.
Baca Juga: Simpel dan Mudah Dilakukan, Ini Manfaat Yoga untuk Penderita Diabetes
Namun pernyataan kedua mengenai selulosa mengarahkan ke penambahan berat badan ini tidak tepat, karena selulosa memiliki manfaat untuk metabolisme dan sedang terus diteliti karena dipercaya dapat membantu program diet.
- Sayur Mentah menyebabkan Berat Badan naik
Menurut Yulia, pada dasarnya apa saja yang dikonsumsi secara berlebihan dapat menyebabkan kenaikan berat badan.
Tidak hanya sayur, tetapi juga semua jenis makanan dan minuman yang mengandung kalori, seperti dada ayam dan buah.
Di samping itu, sayur juga memiliki kalori yang sangat rendah yang memungkinkan terjadinya surplus kalori juga sangat rendah.
Yulia juga membahkan jika, justru sebaliknya, sayur sangat membantu program diet dan telah dibuktikan dalam beberapa penelitian dengan meta analisis.
Baca Juga: Virus Corona B117 Akan Dominan di Dunia, Kasus Sudah Ditemukan di 5 Provinsi
Jadi kesimpulan dari pembahasan sayur mengarahkan pada penambahan berat badan adalah tidak benar.
Pada akhir video Yulia Baltschun memberikan saran untuk Kementrian Kesehatan bertindak menangani peredaran informasi yang kurang tepat, dan menarik kembali buku yang beredar untuk memberikan revisi dengan penjabaran yang lebih dalam.
Serta mencantumkan sumber-sumber yang lebih kredibel agar tidak menyesatkan para pejuang diet yang menjadi pembaca buku ini.(*)
#berantasstunting
#HadapiCorona
#BijakGGL
Source | : | Yulia Baltschun Youtube Channel |
Penulis | : | Ayu Widya |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar