GridHEALTH.id - umat Muslim di Indonesia sekarang sedang menjalani ibadah Puasa Ramadan.
Menjalani puasa kedua di masa pandemi ini, tentunya butuh perhatian khusus.
Apalagi asupan-asupan makanan saat sahur demi menjaga nutrisi yang menunjang imunitas tubuh seharian sampai waktu buka tiba.
Memenuhi nutrisi harian tubuh memang sangat penting untuk tetap diperhatikan dengan baik.
Baca Juga: Langsung Tidur Setelah Sahur, Ini Risiko Kesehatan yang Muncul
Melansir dari otsuka.co.jp dalam artikel 'The role of nutrients and nutrient consumption', tubuh kita dibangun dan ditenagai hanya oleh apa yang kita makan dan minum.
Makanan adalah sumber dari semua energi yang dibutuhkan. Orang mendapatkan energi dari makanan.
Kita membutuhkan energi sepanjang waktu, saat kita berlari, melompat, bernyanyi, dan bahkan saat kita tidur. Kita menciptakan semua energi yang kami butuhkan dengan makan.
Komponen struktur yang menyusun tubuh manusia, seperti otot, organ, dan tulang, juga tersusun dari zat gizi yang terkandung dalam makanan, artinya memang demikian.
Baca Juga: Penderita Maag Tetap Boleh Jalani Puasa, Tapi Harus Lakukan Ini
Lihat postingan ini di Instagram
Inilah sebabnya mengapa makan dan mengonsumsi nutrisi yang memberikan energi dan menjadi komponen struktur tubuh kita sangat penting untuk menopang kehidupan manusia.
Apalagi di saat bulan Ramadan sekarang ini. Tubuh harus tetap memenuhi nutrisinya agar tetap kuat menjalani aktivitas apapun selama berpuasa.
Makanan yang dikonsumsi saat sahur memiliki peran penting karena menjadi kunci pasokan energi sepanjang hari hingga buka puasa.
Berikut ini adalah makanan yang perlu dihindari saat sahur!
1. Terlalu banyak karbohidrat
Untuk mencegah kerusakan otot, kita perlu mengonsumsi makanan yang mengandung energi, seperti karbohidrat dan sedikit lemak. Akan tetapi, terlalu banyak karbohidrat saat sahur justru akan membuat jadi mudah merasa lapar.
Ahli gizi DR. dr. Tan Shot Yen, M.Hum, mengatakan, karbohidrat seperti nasi dan mi mudah dicerna menjadi gula dalam tubuh.
"Terlalu banyak karbo, dengan harapan bisa nahan lapar, justru bikin lapar lebih cepat mendera karena karbohidrat seperti nasi, mi dan kawan-kawannya lekas dicerna jadi gula," kata Tan, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (3/4/2021).
Sementara, makanan yang mengandung karbohidrat kompleks lebih bisa menahan lapar berjam-jam. Hal ini karena karbohidrat kompleks membantu melepaskan energi secara perlahan selama berjam-jam selama puasa.
Karbohidrat jenis ini terkandung dalam biji-bijian, seperti beras merah/coklat, ubi, singkong, kentang, jagung, talas, ganyong, kimpul, dan garut.
2. Terlalu berlemak
Baca Juga: Waktu yang Tepat Minum Vitamin Untuk Imunitas Saat Puasa, Dikonsumsi Saat Sahur atau Berbuka?
Lemak memang dibutuhkan oleh tubuh dan jadi asupan yang cukup penting dalam berpuasa. Hanya saja, makan makanan berlemak terlalu banyak justru tak disarankan.
Wajar jika orang ingin menghadiahi dirinya sendiri atas keberhasilan menjalankan puasa dengan menyantap makanan enak. Akan tetapi, penting juga untuk memperhatikan kadar lemaknya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan untuk membatasi konsumsi makanan yang kaya lemak saat puasa Ramadhan. Makanan berlemak ini seperti daging berlemak, makanan yang dibuat dengan puff pastry, kue dengan tambahan margarin atau mentega.
3. Makanan kering dan tahan lama
Tan juga menyarankan agar hindari mengonsumsi makanan kering tahan lama saat sahur.
"Hindari lemak banyak dan makanan kering yang tahan lama (seperti) abon, kering tempe, dan kawan-kawannya," kata Tan.
Makan makanan kering dan tahan lama ini memang praktis. Kita tidak perlu repot-repot memasak. Akan tetapi, bagi orang dengan gastroesophageal reflux disease (GERD) atau penyakit asam lambung, makanan semacam ini justru berisiko meningkatkan asam lambung.
4. Jangan terlalu banyak garam dan gula
Baca Juga: 7 Item Penyelamat Saat Sahur Tidak Punya Banyak Waktu untuk Memasak
Hindari makanan yang mengandung banyak garam. Misalnya camilan, keju yang asin, berbagai jenis kerupuk siap makan, mayonaise, mustard, dan sejenisnya. Saat memasak makanan untuk sahur, disarankan untuk membatasi penggunaan garam sebisa mungkin.
Gunakan rempah-rempah untuk meningkatkan cita rasa makanan sebagai alternatif pengganti garam. Sama halnya dengan garam, konsumsi gula berlebih saat sahur juga tidak dianjurkan.
Tan menganjurkan sebaiknya menu saat sahur dilengkapi dengan makanan berkuah.
"Biasakan ada kuah, sup atau soto. Pagi-pagi makan yang hangat membuat pencernaan jinak," kata Tan.
Makanan seperti sop dan soto juga bisa jadi lebih praktis. Kita bisa memasaknya pada malam hari, kemudian menghangatkan makanan ini untuk dikonsumsi sebagai menu sahur.
"Jadi, sahur juga harus ada persiapan. Jadikan sup atau sotonya sebelum tidur malam. Esok kan tinggal dihangatkan," ujar Tan.
Baca Juga: Pasien Sembuh Covid-19 Sering Alami Penggumpalan Darah, Peneliti NTU Temukan Penyebabnya
Adapun pilihan lain untuk menghindari konsumsi gula berlebih, dapat digantikan dengan konsumsi sayur dan buah. Serat dari keduanya justru memberikan rasa kenyang yang bertahan lebih lama.
"Adanya sayur dan buah separuh piring justru seratnya membuat kenyang lebih lama, kaya antioksidan dan polifenol," kata Tan.(*)
#berantasstunting
#HadapiCorona
#BijakGGL
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ine Yulita Sari |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar