GridHEALTH.id - Asma adalah penyakit tidak menular utama (NCD/noncommunicable disease) yang menyerang anak-anak dan orang dewasa.
Asma mempengaruhi sekitar 262 juta orang pada tahun 2019 dan menyebabkan 461000 kematian, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Perubahan cuaca dan tingkat polusi yang tinggi di berbagai negara di dunia dianggap memicu peningkatan angka-angka ini, dengan para ahli memperingatkan angkanya bisa terus bertambah bila tidak ada perbaikan.
Dari sesak napas, mengi dan rasa tertekan di dada hingga batuk kering - gejala asma bisa sangat parah atau terkadang ringan.
Kondisi ini menyebabkan saluran udara meradang dan menyempit, sehingga sulit bernapas, yang secara alami menyebabkan penurunan kualitas hidup yang serius.
Fakta bahwa asma tidak ditanggapi secara serius atau diintervensi secara dini berdampak negatif pada pengobatan dan hasil dari penyakit tersebut, kata Adile Berna Dursun, spesialis penyakit dada dan alergi dewasa di Rumah Sakit Memorial di Ankara, Turki.
Baca Juga: Studi : Kandungan Molekul dalam Obat Asma Bisa Sembuhkan Covid-19
Baca Juga: Masyarakat Nekat Mudik, DPR Ingatkan Pemerintah Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19 Paska Lebaran
Meskipun asma menjadi salah satu penyakit umum di masyarakat, kesalahpahaman dan mitos masih banyak terjadi, menyebabkan keterlambatan atau gangguan pada pengobatan kondisi tersebut.
Ini juga berdampak negatif pada pekerjaan, kinerja sekolah, dan kehidupan sosial pasien, tambah Dursun.
Lihat postingan ini di Instagram
Hari Asma Sedunia jatuh pada tanggal 04 Mei setiap tahunnya, dan Dursun membagikan 10 kesalahpahaman paling umum tentang penyakit ini:
1. Asma hanya terjadi di masa kanak-kanak
Salah satu mitos paling umum yang diyakini tentang asma adalah asma hanya terlihat di masa kanak-kanak dan tidak akan terjadi lagi.
Namun, asma merupakan penyakit kronis yang dapat terjadi dan berulang pada masa kanak-kanak, bayi, remaja, paruh baya atau dewasa.
2. Asma disebabkan oleh alergi
Alergi dan asma bisa menjadi penyakit yang membingungkan. Alergi adalah respons kekebalan yang kita buat terhadap zat yang bukan milik tubuh kita. Hanya beberapa pasien yang memiliki respons asma terhadap alergi.
Ada juga asma non alergi. Tiga perempat penderita asma masa kanak-kanak adalah tipe alergi.
Baca Juga: Penting Menjaga Kualitas Udara di Dalam Rumah, Kata Dokter Reisa
Baca Juga: Hati-hati, 5 Gangguan Mata ini Disebabkan Polusi di Musim Kemarau
Seiring bertambahnya usia, tingkat asma alergi menurun hingga setengahnya. Di sisi lain, jika individu mengalami obesitas dan merokok, perbedaan yang jelas tidak dapat dibuat.
3. Asma itu menular
Asma bukanlah penyakit menular, ini adalah kondisi peradangan non-mikroba. Asma hanya mempengaruhi individu itu sendiri.
4. Asma disebabkan oleh faktor lingkungan
Walaupun sudah ada beberapa penelitian yang membuktikan pengaruh polusi, terutama di kota-kota besar, pada pasien asma, itu adalah penyakit yang juga memiliki dasar genetik.
Memiliki seseorang di keluarga Anda yang menderita asma meningkatkan kemungkinan anak Anda menderita asma juga.
Jika salah satu orangtua mengidap penyakit tersebut, maka 30-35% kemungkinan anaknya akan tertular.
5. Penderita asma tidak bisa berolahraga
Penderita asma bisa melakukan olah raga, bahkan harus didorong untuk berolahraga dan aktif.
Olahraga penting untuk kesehatan fisik dan mental serta memperkuat otot. Hanya olahraga menyelam di laut dalam, dan olahraga seperti terjun payung yang umumnya tidak direkomendasikan untuk penderita asma.
Baca Juga: Agar Tidak Gampang Sakit, Begini Cara Memilih Menu Berbuka dan Sahur
Baca Juga: Makan Gorengan Tak Bisa Dihindari, Ini Triknya Agar Puasa Tetap Sehat
6. Ibu asma yang hamil harus menghentikan pengobatannya
Pasien asma cenderung menghentikan pengobatannya segera selama kehamilan. Sebaliknya, pengobatan asma tidak boleh dihentikan selama kehamilan.
Penghentian obat dapat menyebabkan memburuknya asma dan masalah pernapasan yang dapat menyebabkan bayi menderita kekurangan oksigen, yang menyebabkan anomali seperti keterlambatan perkembangan, kelahiran prematur, berat badan lahir rendah dan paru-paru tidak berkembang.
Ada obat asma yang dapat digunakan dengan aman selama kehamilan. Selama periode ini, ibu hamil harus tetap berhubungan dengan dokter mereka untuk melakukan tindak lanjut atas asma mereka.
7. Penderita asma tidak bisa melahirkan secara alami
Ibu hamil dengan asma tidak harus melahirkan secara sesar. Wanita hamil penderita asma bisa melahirkan secara alami. Jenis persalinan akan tergantung pada pasien dan dokter yang merawat.
8. Penderita asma harus menghentikan pengobatannya karena pandemi
Sebagaimana obat-obatan tidak boleh dihentikan secara tiba-tiba selama kehamilan jika tidak ada komplikasi, obat-obatan juga tidak boleh dihentikan selama pandemi Covid-19, terutama tanpa persetujuan dokter sebelumnya.
Pasien asma harus terus minum obat secara teratur. Meskipun diketahui bahwa asma bukan merupakan faktor risiko dalam hal tertular virus corona, menurut data pandemi selama setahun.
Namun, perlu diingat bahwa mereka yang asma tidak terkendali dan tidak minum obat secara teratur, mungkin memiliki risiko lebih tinggi tertular Covid-19 dan memiliki hasil yang lebih parah.
Baca Juga: Penderita Hepatitis Boleh Berpuasa, Namun Bukan Hepatitis Jenis Ini
Baca Juga: Mengenali Ciri-ciri Stunting Perlu Dilakukan Lewat Pengukuran yang Teliti, Begini Caranya
9. Obat asma yang mengandung kortison yang memiliki efek samping
Ada ketakutan terhadap kortison di kalangan masyarakat. Seringkali, pengobatan asma dimulai dengan semprotan melalui inhaler.
Alat ini membantu memberikan obat dalam dosis yang sangat kecil, yang sebagian besar mengandung kortison.
Efek samping yang umum terkait seperti penambahan berat badan, katarak dan peningkatan nafsu makan tidak diamati pada mereka yang menggunakan obat-obatan mereka dengan benar dan dalam frekuensi yang ditentukan.
Namun, penggunaan inhaler yang tidak tepat dapat menyebabkan suara serak dan sariawan di mulut.
Baca Juga: 9 Cara Agar Aliran Darah Lancar dan Terkontrol Demi Kesehatan Jantung
Baca Juga: 5 Manfaat Berenang Untuk Pasien Diabetes, Turunkan Gula Darah Hingga Bikin Langsing
10. Obat asma membuat ketagihan
Karena merupakan penyakit kronis, penderita asma perlu mendapat pengobatan terus menerus, tetapi itu tidak membuat mereka ketagihan. (*)
#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL
Source | : | Mayo Clinic,asthmaandallergies.org,Anadolu Agency |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar