GridHEALTH.id - Ada banyak perbincangan seputar kesehatan saraf, setelah Covid-19 memasuki kehidupan kita.
Tetapi penting untuk dipahami bahwa tidak hanya Covid-19, tetapi juga aktivitas sehari-hari kita berdampak pada kesehatan mental. Ya, tidak memperhatikan masalah kesehatan yang ada bisa memicu stroke.
Stroke terjadi ketika penyumbatan atau pendarahan pembuluh darah mengganggu atau cenderung mengurangi suplai darah ke otak.
Ada jutaan orang di seluruh dunia yang telah menderita dalam diam, tanpa memiliki pengetahuan tentang hal itu.
Faktanya, orang-orang dari berbagai kelompok umur menderita kondisi ini. Stroke dapat mencuri ketenangan pikiran dan memengaruhi kehidupan kita sehari-hari.
Ini berpotensi menurunkan produktivitas Kita, dan membuat Kita terbaring di tempat tidur.
Baca Juga: Risiko Stroke Pada Wanita Meningkat di Usia 50, Cegah dengan Cara Ini
Tapi apa sebenarnya penyebab stroke? Menurut dokter Pavan Pai, ahli saraf, Rumah Sakit Wockhardt, Mumbai, banyak masalah sehari-hari dapat menyebabkan stroke.
Ini termasuk hipertensi, dislipidemia, merokok, diabetes mellitus, dan penyakit kardiovaskular, penyalahgunaan zat, kebiasaan minum, merokok, dan kelebihan berat badan.
Berikut adalah 8 masalah kesehatan yang dapat menyebabkan stroke;
1. Merokok
Di antara 1 dari 10 stroke terkait dengan merokok. Berhenti merokok akan mengurangi risiko stroke, dan akan berdampak positif bagi kesehatan orang-orang di sekitar kita.
Cari bantuan untuk berhenti meningkatkan peluang kita untuk sukses.
2. Diabetes mellitus
Jika kita penyandang diabetes, risiko terkena stroke jauh lebih tinggi. Kadar gula darah tinggi merusak pembuluh darah, membuatnya kaku dan menyebabkan pembekuan darah yang berjalan ke otak menyebabkan stroke.
Diabetes dan stroke juga berbagi sejumlah faktor risiko, termasuk pola makan yang buruk dan kurang olahraga.
Baca Juga: 11 Miliar, Jumlah Vaksin Covid-19 Dibutuhkan Untuk Akhiri Pandemi
Baca Juga: Diabetes Insipidus, Kondisi Membuat Kita Terus Mengalami Dehidrasi
3. Tekanan darah tinggi
Setengah dari semua stroke iskemik terkait dengan tekanan darah tinggi. Hal ini juga dapat menyebabkan pecahnya arteri yang mengakibatkan pendarahan otak.
Mengetahui tekanan darah Kita dan mengendalikannya dengan perubahan gaya hidup atau pengobatan akan mengurangi risiko stroke.
4. Kadar kolesterol tinggi
Lebih dari 1 dari 4 stroke terkait dengan kadar kolesterol "jahat" yang tinggi, yang mengakibatkan penyumbatan arteri otak.
Makan rendah lemak jenuh, menghindari makanan olahan dan olahraga akan membantu mengurangi risiko.
Jika kita dapat mempertahankan kadar kolesterol yang sehat dengan perubahan gaya hidup, maka pengobatan adalah suatu keharusan.
5. Malas bergerak
Lebih dari sepertiga dari semua stroke terjadi pada orang yang tidak cukup berolahraga, yang kemudian menyebabkan obesitas dan resistensi insulin.
Olahraga ringan 20-30 menit lima kali seminggu akan mengurangi risiko stroke.
Baca Juga: Lansia Lebih Berisiko Mengalami Infeksi Setelah Pembedahan, Ini Gejalanya
6. Penyakit kardiovaskular
Orang dengan riwayat serangan jantung atau fibrilasi atrium (AF) sebelumnya yaitu detak jantung tidak teratur lima kali lebih mungkin terkena stroke daripada populasi umum.
AF dapat menyebabkan pembekuan di ruang jantung, yang dapat bermigrasi ke otak.
Jika berusia di atas 50 tahun, bicarakan dengan dokter tentang skrining AF. Jika menderita AF, bicarakan tentang perawatan yang akan mengurangi risiko kita.
7. Asupan alkohol berlebih
Lebih dari satu juta stroke setiap tahun terkait dengan konsumsi alkohol yang berlebihan.
Hal ini dapat menyebabkan dehidrasi dan kekurangan nutrisi, yang mengakibatkan stroke arteri dan vena. Jika kita minum, patuhi batas 1-2 unit alkohol sehari.
8. Stres dan depresi
Hampir 1 dari 6 stroke terkait dengan kesehatan mental. Stres dapat mendatangkan malapetaka pada kesehatan kita, yang pada gilirannya dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah dan kadar gula.
Baca Juga: 5 Tanda Ketidaksuburan Ini Ternyata Sering Diabaikan Para Wanita
Baca Juga: Fenomena Kalau Lapar Jadi Marah, Ternyata Ini Biang Keladinya
Mengelola stres, depresi, kemarahan, dan kecemasan semuanya penting untuk mengurangi risiko stroke. Mengambil pendekatan holistik untuk hidup adalah kunci untuk otak yang sehat. (*)
#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL
Source | : | Journal of American College of Cardiology |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar