GridHEALTH.id- Tubuh manusia pada dasarnya mempunyai sistem seperti ponsel. Terdapat daya berupa baterai yang akan habis setelah digunakan, dan kembali terisi ketika kita mengisi ulang dayanya.
Istilah baterai pada manusia ini disebut oleh Garmin sebagai Body Battery. Hal ini dijelaskan lebih lanjut pada acara talk show virtual yang diselenggarakan oleh Garmin bertajuk “Manfaat Gawai di Era Pandemi” (30/09/2021).
Garmin membahas cara kerja fitur Body Battery pada lini smartwatch-nya yang membantu masyarakat memahami kondisi tubuh mereka sehingga dapat lebih bijaksana dalam menjalankan aktivitas harian dan memulai gaya hidup aktif.
Pada kesempatan tersebut, Country Manager Garmin Indonesia Rian Krisna menjelaskan fungsi Body Battery yang berkenaan dengan kekhawatiran akan situasi pandemi Covid-19 yang belum usai.
Faktanya, banyak masyarakat yang terkonfirmasi sebagai pasien orang tanpa gejala (OTG) dan mengidap happy hypoxia, kondisi terjadinya pengurangan jumlah oksigen di dalam tubuh tanpa gejala yang kerap terjadi tanpa disadari. Bisa dikatakan, tidak sedikit masyarakat yang tidak sadar saat tubuhnya sudah lelah dan rentan terhadap serangan penyakit.
“Terkadang orang menganggap dirinya fit lalu memforsir tubuh mereka untuk melakukan segala aktivitas, bahkan pekerjaan berat.
Baca Juga: Orang Gemuk Harap Hindari Olahraga Lari, Ternyata Ini Alasannya
Dengan menggunakan fitur Body Battery, pengguna Garmin bisa lebih baik mengenali tubuh sehingga kita bisa lebih bijak dalam merencanakan intensitas aktivitas harian kita serta menentukan kapan harus beristirahat,” jelas Rian.
Body Battery merupakan indikator jumlah energi atau daya yang dimiliki pengguna dengan menggabungkan data aktivitas, tingkat stres, masa pemulihan dan istirahat.
Body Battery mempunyai kemampuan menginterpretasikan perubahan detak jantung untuk mengetahui hubungan antara saraf simpatetik, saraf yang bertanggung jawab mempercepat kerja organ tubuh manusia, dengan saraf parasimpatik, yang bekerja sebaliknya.
Lebih jauh, naik turunnya Body Battery manusia dapat dipengaruhi banyak hal termasuk gaya hidup.
Biasanya istirahat yang cukup dan kualitas tidur yang baik dapat mempertahankan bahkan meningkatkan Body Battery.
Sedangkan jadwal kerja yang padat, intensitas olahraga yang tinggi, dan konsumsi alkohol yang berlebihan dapat membuat tingkat Body Battery kita menurun.
Pada kesempatan yang sama, Sports Medicine Specialist dr. Grace Joselini Corlesa, MMRS., Sp.KO menyampaikan bahwa kondisi kesehatan manusia juga dipengaruhi oleh stres yang dialami.
Baca Juga: Riset, Satu dari Dua Orang Berpotensi Terkena Kanker Pada Suatu Saat Dalam Hidup Mereka
Baca Juga: Masih Jadi Pertanyaan Awam, Perlukah Menyikat Gigi Setelah Sarapan?
“Setiap orang mempunyai jumlah energi yang berbeda setiap harinya, serta respon yang berbeda pula terhadap aktivitas yang sama. Misalnya kebiasaan baru (new normal) yang mengharuskan kita tetap berada di rumah, bagi sebagian orang hal itu menyenangkan, tetapi ada juga yang merasa stres saat tidak bisa kemana-mana.”
Untuk itu, Rian juga menyampaikan bahwa melacak Body Battery dapat membantu menjaga kesehatan dan meningkatkan performa pengguna, hanya dengan menggunakan smartwatch pada pergelangan tangan.
Ia juga menggarisbawahi bahwa smartwatch Garmin bukanlah alat medis, tetapi fitur Body Battery ini bisa menjadi indikator awal saat pengguna ingin berkonsultasi dengan dokter dan mengetahui lebih detail terkait kesehatannya.
Baca Juga: Diabetes tipe 1 dan tipe 2 Semakin Meningkat Jumlahnya, Apa Bedanya?
Baca Juga: Studi Baru di Kanada Temukan Pestisida dalam Makanan Bisa Berdampak Obesitas
Smartwatch Garmin tersedia dalam beberapa tipe, dengan harga yang ditawarkan sangat bervariasi, yakni mulai dari Rp2.399.000. Produk Garmin tersedia di seluruh jaringan outlet Urban Republic dan beberapa outlet Erafone tertentu. (*)
#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL
Source | : | webinar |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar