GridHEALTH.id - Tekanan darah adalah pengukuran tekanan atau kekuatan darah yang mendorong dinding pembuluh darah.
Ketika kita menderita hipertensi (tekanan darah tinggi), itu berarti tekanan terhadap dinding pembuluh darah di tubuh secara konsisten terlalu tinggi.
Hipertensi sering disebut “silent killer” karena kita mungkin tidak menyadari bahwa ada sesuatu yang salah, tetapi kerusakan masih terjadi di dalam tubuh.
Pembacaan tekanan darah memiliki dua angka. Angka teratas adalah tekanan darah sistolik, yang mengukur tekanan pada dinding pembuluh darah saat jantung berdetak atau berkontraksi.
Angka di bawah adalah tekanan darah diastolik, yang mengukur tekanan pada pembuluh darah di antara detak saat jantung kita rileks.
Kategori tekanan darah;
- Normal Di bawah 130/80 mmHg
- Hipertensi Stadium I (ringan) 130-139/ATAU diastolik antara 80-89 mmHg
- Hipertensi (sedang) 140/90 mmHg atau lebih tinggi
- Krisis Hipertensi (dapatkan perawatan darurat) 180/120 mmHg atau lebih tinggi
Apa saja jenis penyakit darah tinggi? Dokter akan mendiagnosis kita dengan salah satu dari dua jenis hipertensi:
- Tekanan darah tinggi primer (juga disebut esensial). Penyebab jenis hipertensi yang paling umum ini termasuk penuaan dan kebiasaan tidak sehat seperti tidak cukup berolahraga.
Baca Juga: Hati-hati, Sering Tidur Siang Picu Munculnya Hipertensi dan Stroke
Baca Juga: Penyebab Jerawat Muncul di Badan dan Cara Ampuh Mengobatinya
- Tekanan darah tinggi sekunder. Penyebab jenis hipertensi ini termasuk masalah medis yang berbeda (misalnya masalah ginjal atau hormonal) atau terkadang obat yang kita minum.
Apa yang bisa terjadi jika hipertensi tidak diobati? Hipertensi yang tidak diobati dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius termasuk stroke, serangan jantung, dan penyakit pembuluh darah perifer, penyakit/gagal ginjal.
Bisa juga menyebabkan komplikasi selama kehamilan, kerusakan mata dan demensia vaskular.
Kita berisiko memiliki hipertensi bila ada faktor-faktor penyebab berikut;
- Memiliki anggota keluarga yang memiliki hipertensi, penyakit kardiovaskular atau diabetes.
- Keturunan Afrika.
- Berumur lebih dari 55 tahun, namun waspada karena sekarang hipertensi juga muncul di usia dewasa muda.
- Kelebihan berat badan
- Tidak pernah berolahraga
- Makan makanan tinggi natrium (garam)
- Merokok atau menggunakan produk tembakau
- Gemar minum alkohol
Baca Juga: Psoriasis, Penyakit Kulit yang Sering Mengganggu, Usir dengan 6 Pengobatan Rumahan Ini
Baca Juga: Ini 7 Penyakit yang Akan Muncul Kalau Kita Kekurangan Kalsium
Baca Juga: Minyak Kelapa Mengurangi Risiko Rambut Beruban dan Rambut Rontok
Bagaimana hipertensi didiagnosis? Karena hipertensi tidak memiliki gejala, dokter perlu memeriksa tekanan darah kita dengan manset alat pengukut tekanan darah.
Apa yang harus dilakukan jika memiliki hipertensi? Jika dokter mendiagnosis kita memiliki hipertensi, mereka akan berbicara dengan kita tentang tekanan darah yang direkomendasikan kembali target atau tujuan. Mereka juga menyarankan untuk;
- Periksa tekanan darah secara teratur dengan monitor tekanan darah di rumah. Ini adalah monitor elektronik otomatis dan tersedia di sebagian besar apotek atau online.
- Makan makanan sehat yang rendah garam dan lemak.
- Raih dan pertahankan berat badan ideal
- Mengurangi bahkan amat disarankan menghentikan rokok dan alkohol
- Berolahraga secara rutin
- Berusahalah mengendalikan amarah dan mengelola stres.
Obat apa yang digunakan dokter untuk mengobati hipertensi? Empat kelas obat hipertensi dianggap "lini pertama" (paling efektif dan sering diresepkan) saat memulai pengobatan.
Terkadang obat lain digabungkan dengan obat lini pertama ini untuk mengontrol hipertensi Anda dengan lebih baik. Obat penurun tekanan lini pertama adalah:
- Angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor memblokir produksi hormon angiotensin II, yang secara alami digunakan tubuh untuk mengontrol tekanan darah. Ketika angiotensin II diblokir, pembuluh darah tidak menyempit.
Contoh: lisinopril (Zestril® atau Prinivil®), enalapril atau captopril.
Baca Juga: 5 Jus Bisa Digunakan Sebagai Pereda Nyeri Akibat Rheumatoid Arthritis
- Angiotensin II receptor blocker (ARBs) memblokir hormon yang sama ini agar tidak berikatan dengan reseptor di pembuluh darah.
ARB bekerja dengan cara yang sama seperti ACE inhibitor untuk menjaga pembuluh darah agar tidak menyempit.
Contoh: metoprolol (Lopressor®; Toprol® XL), valsartan (Diovan® atau Prexxartan®) atau losartan.
- Penghambat saluran kalsium mencegah kalsium memasuki sel-sel otot jantung dan pembuluh darah,, memungkinkan pembuluh-pembuluh ini untuk rileks.
Contoh: amlodipine (Norvasc® atau Katerzia®), nifedipine (Procardia®XL atau Nifedical®XL), diltiazem (Cardizem®, Dilacor® XR atau Tiazac®).
- Diuretik (pil air atau cairan) membuang kelebihan natrium dari tubuh, mengurangi jumlah cairan dalam darah .
Baca Juga: Ingusan Pada Anak Sering Tanpa Demam Tapi Bikin Rewel, Ini Cara Mengatasinya
Baca Juga: Asam Urat Tinggi Munculkan Gangguan Penyakit, Nyeri Sendi Hingga Diabetes
Diuretik sering digunakan dengan obat hipertensi lainnya, kadang-kadang dalam satu pil kombinasi. Contoh: indapamide, hydrochlorothiazide (Microzide® atau Oretic®) atau chlorothiazide.
Bicaralah dengan dokter tentang efek samping dan masalah apa yang mungkin terjadi saat kita minum obat tekanan darah tinggi.
Kita harus menghindari beberapa obat selama kehamilan. Jika kita mendapatkan efek samping yang mengkhawatirkan kita, hubungi dokter. Mereka mungkin mengubah dosis atau mencoba obat lain.
Jangan mengganti obat atau berhenti minum obat sendiri tanpa arahan dokter. (*)
Source | : | Mayo Clinic,American Heart Association,GridHEALTH.id |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar