GridHEALTH.id - Hipertensi Pulmonal atau hipertensi paru adalah istilah untuk menggambarkan penyakit langka di mana tekanan darah di paru-paru (sistem arteri pulmonal) lebih tinggi dari biasanya.
Tekanan darah yang diukur pada lengan dengan manset mencerminkan tekanan darah sistemik atau tubuh.
Tekanan darah sistemik normal adalah 120/80 mmHg. Tekanan darah normal di dalam paru-paru jauh lebih rendah dan jauh lebih sulit untuk dievaluasi. Tekanan darah normal di paru-paru adalah 15 -25 mmHg, atau sekitar 1/5 dari tekanan darah tubuh.
Hipertensi pulmonal terjadi ketika pembuluh darah menyempit (mengencang). Seiring waktu penyempitan ini menyebabkan fibrosis (bekas luka) pembuluh darah dan tekanan darah paru yang lebih tinggi.
Ruang di sisi kanan jantung (atrium kanan dan ventrikel kanan) mengalami kesulitan memompa darah keluar ke arteri pulmonalis dan melalui paru-paru.
Ketegangan pada jantung untuk mengatasi tekanan dan penyempitan yang tinggi ini menyebabkan jantung menjadi membesar dan lemah. Akhirnya jantung tidak bisa mengikuti tuntutan tubuh. Ini dikenal sebagai gagal jantung.
Hipertensi pulmonal dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok:
1. Hipertensi Paru Idiopatik atau Primer - Hipertensi Arteri Paru (PAH) yang bukan merupakan akibat dari kondisi medis lain.
Meskipun hipertensi pulmonal idiopatik mempengaruhi pria, wanita dan anak-anak, paling sering terjadi pada wanita berusia antara 20-45 tahun.
Ada kemungkinan bahwa ada hubungan keluarga atau keturunan yang terkait dengan penyakit ini.
Juga diyakini bahwa penggunaan obat-obatan tertentu seperti pil diet (Redux, Fen-phen), obat-obatan jalanan seperti kokain atau amfetamin dan penyakit seperti AIDS dan penyakit hati dapat memicu penyakit tersebut.
2. Hipertensi Paru Sekunder - Hipertensi Paru yang berhubungan dengan atau akibat dari kondisi medis lain.
Baca Juga: Ngeri, Bahan Cairan dalam Rokok Elektrik Ada yang Bisa Merontokkan Paru-paru
Baca Juga: Konsumsi Makanan Sehat, Pilihan Makanan Bagi Penyandang Jantung Bengkak
Bagaimana Hipertensi Paru Didiagnosis? Pengujian untuk hipertensi pulmonal meliputi
- Anamnesis lengkap dan pemeriksaan fisik.
- Elektrokardiogram (EKG) dapat menunjukkan ketegangan di sisi kanan jantung
- Tes Darah untuk mengevaluasi apakah Anda memiliki segala bentuk penyakit pembuluh darah kolagen
- CT Angiogram dada untuk menilai penyakit paru-paru dan mendeteksi pembekuan darah di sirkulasi paru-paru
- Tes fungsi paru untuk mengukur kapasitas paru-paru (berapa banyak udara yang dihirup dan dihembuskan oleh paru-paru). Kapasitas paru-paru yang buruk mencerminkan tingkat kerusakan atau kemunduran paru-paru.
- Tes latihan yang disebut jalan enam menit. kita diminta untuk berjalan di permukaan yang datar secepat mungkin selama enam menit untuk mengevaluasi seberapa banyak olahraga yang dapat lakukan sebelum mengalami gejala.
- Ekokardiogram dan kateterisasi jantung. Ekokardiogram dapat menunjukkan fungsi pompa jantung dan kualitas aliran darah melalui katup jantung. Meskipun ini adalah tes yang baik, itu bukan tes yang paling akurat atau dapat diandalkan untuk diagnosis hipertensi pulmonal.
Satu-satunya cara yang tepat untuk mendiagnosis hipertensi pulmonal adalah dengan kateterisasi jantung. Kateterisasi jantung mengungkapkan informasi penting termasuk:
1. Seberapa baik jantung bekerja (dikenal sebagai curah jantung)
2. Seberapa tinggi tekanan di dalam arteri pulmonalis (tekanan arteri pulmonalis rata-rata)
3. Seberapa kaku atau kencangnya pembuluh darah paru (dikenal sebagai resistensi pembuluh darah paru)
Baca Juga: Healthy Move, Tambahkan Pilates ke Rutinitas Latihan Supaya Terhindar dari Osteoporosis
Baca Juga: Pilihan Salep Panu yang Tersedia di Apotik Lengkap dengan Harga Terbaru
Pasien yang hidup dengan hipertensi paru memiliki beberapa pilihan pengobatan untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.
Melansir Mayo Clinic, gejala hipertensi paru yang biasanya dikeluhkan penderitanya, di antaranya:
- Sesak napas
- Sering merasa lelah
- Kerap pusing dan pingsan
- Dada terasa tertekan dan sakit
Baca Juga: Titik Pijat Penting, Teknik Pijat Sendiri untuk Meredakan Sakit Kepala
Baca Juga: Waspada! Penyakit Gangguan Irama Jantung yang Bisa Sebabkan Kematian, Kenali Penyebabnya
- Pergelangan kaki, tungkai, dan perut membengkak
- Bibir dan kulit kebiruan Denyut nadi kencang atau jantung berdebar
Tanda dan gejala hipertensi paru bisa berkembang perlahan-lahan. Penderita bisa tidak menyadari penyakitnya selama berbulan-bulan sampai bertahun-tahun.
Gejala penyakit baru terasa saat kondisinya sudah parah atau penderita melakukan aktivitas fisik yang berat seperti olahraga. (*)
(*)
Source | : | Mayo Clinic,Health Line,Medical News Today |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar