GridHEALTH.id - Gaya hidup boros memang termasuk dalam sebuah kebiasaan yang kurang baik dilakukan.
Boros merupakan istilah yang merujuk pada perilaku seseorang yang membeli barang yang terkadang sebenarnya tidak dibutuhkan.
Ini adalah salah satu bentuk dari tindakan implusif.
Mengutip WebMD, implusif adalah tindakan yang dilakukan tanpa memikirkan konsekuensinya lebih dulu.
Tidak hanya menguras uang, ternyata dampak dari gaya hidup ini juga bisa berpengaruh pada kondisi psikis orang-orang yang melakukannya.
Adapun efek negatif dari berperilaku boros yang dilakukan oleh seseorang antara lain seperti berikut:
Terbiasa membeli barang tanpa memikirkan apakah sebenarnya perlu atau tidak, dapat menghadirkan perasaan tidak nyaman saat tidak bisa membeli apapun.
Sebuah studi menemukan, orang-orang yang menghabiskan lebih banyak uang pada barang seperti pakaian ataupun lainnya, dilaporkan menunjukkan gejala depresi dan kecemasan.
Disimpulkan bahwa ini mungkin terjadi karena orang yang menghabiskan banyak uang cenderung mempunyai harapan hidup yang lebih tinggi.
Saat harapan mereka tidak terpenuhi, maka muncul perasaan kecewa dan juga stres.
Perasaan terisolasi dan kesepian adalah dua masalah kesehatan mental yang paling umum dihadapi oleh seseorang.
CDC Amerika Serikat mengungkapkan, 1 dari 10 orang dewasa di Negeri Paman Sam melaporkan kondisi ini.
Baca Juga: Jangan Bertengkar di Depan Anak, Ini 5 Dampak Buruk Bagi Kesehatan Mentalnya
Alasan mengapa gaya hidup boros membuat perasaan terisolasi dan kesepian, yakni karena ketika berusaha memenuhi anggaran, maka tidak ada waktu untuk kegiatan sosial lainnya.
Nah, saat berada posisi yang tidak bisa menghamburkan uang, maka perasaan terisolasi dan kesepian itu akan muncul.
Dampak boros bagi psikis lainnya yakni, memiliki kecenderungan untuk membandingkan diri sendiri dengan orang lain.
Ini pada akhirnya akan menimbulkan tekanan pada diri sendiri, saat tidak bisa mengimbangi gaya hidup orang lain.
Dampak yang terakhir adalah kecanduan. Ada berbagai faktor yang memungkinkan seseorang mengalami kondisi ini.
Salah satunya, orang yang menghabiskan banyak uang cenderung menjadi individu yang mempunyai tingkat stres yang tinggi.
Mereka selalu mengejar hal-hal besar berikutnya, yang dapat menyebabkan kecemasan dan depresi.
Sifat implusif yang menjadi awal gaya hidup boros, secara medis dapat ditangani dengan analisis perilaku terapan.
Ini dilakukan dengan cara belajar mengatasi atau menangani situasi dengan lebih baik yang cenderung memicu perilaku tersebut.
Mulailah juga untuk membedakan antara apa yang sebenarnya dibutuhkan dan sekadar diinginkan. Jika memang tidak terlalu membutuhkannya, itu bisa ditunda lain waktu.
Apabila cara-cara tersebut tidak berpengaruh dan merasa gaya hidup ini sudah sangat menganggu, segera lakukan konsultasi dengan ahlinya. (*)
Baca Juga: Gangguan Mental Lebih Rentan Dialami Perempuan, Kenapa? Ini Penjelasannya
Source | : | WebMD |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Komentar