3. Beras basmati: Beras basmati, terutama yang tidak terlalu dipoles, memiliki indeks glikemik lebih rendah dibandingkan beras putih biasa.
Meskipun tidak serendah beras merah atau hitam, beras basmati masih bisa menjadi pilihan yang lebih baik.
Untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil, konsumsi beras basmati dalam porsi yang terkontrol.
4. Beras cokelat: Beras cokelat adalah beras yang tidak sepenuhnya digiling, sehingga masih mengandung lapisan dedak yang kaya serat.
Serat ini membantu memperlambat pencernaan karbohidrat, sehingga tidak menyebabkan lonjakan gula darah yang signifikan. Beras cokelat juga mengandung magnesium, yang baik untuk penderita diabetes.
- Batasi porsi: Meski memilih beras rendah GI, konsumsi dalam porsi yang cukup, sekitar 1/3 hingga 1/2 cangkir per makan.
- Kombinasikan dengan protein dan sayuran: Makan beras bersama protein sehat, seperti ikan atau kacang-kacangan, serta sayuran hijau dapat membantu memperlambat pencernaan dan menjaga gula darah stabil.
- Pilih metode memasak yang tepat: Mengukus atau merebus beras adalah pilihan yang lebih baik daripada metode lain seperti menumis dengan minyak berlebih.
Bagi penderita diabetes, beras merah, beras hitam, beras basmati, dan beras cokelat adalah pilihan yang lebih aman dibandingkan beras putih.
Jenis-jenis beras ini memiliki indeks glikemik yang lebih rendah, membantu menjaga kestabilan gula darah.
Dengan mengonsumsi dalam porsi yang tepat dan mengombinasikannya dengan makanan bernutrisi lainnya, penderita diabetes tetap bisa menikmati beras tanpa khawatir gula darah akan melonjak tinggi. (*)
Baca Juga: Apakah Madu Aman Dikonsumsi bagi Penderita Diabetes? Ini Faktanya
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Komentar