GridHEALTH.id - Kita semua mendengarkan ucapan Dr Anthony Fauci , ahli penyakit menular dan ahli imunologi Amerika yang telah berada di garis depan berita Covid-19 selama berbulan-bulan.
Bulan lalu, selama wawancara Instagram dengan aktris Jennifer Garner, dia mengatakan bahwa kebanyakan "suplemen yang disebut sebagai suplemen peningkat kekebalan" sebenarnya "tidak melakukan apa-apa".
Pernyataannya menjadi semacam pukulan bagi perdagangan vitamin yang setiap tahunnya bernilai miliaran dolar.
Tidak seperti industri makanan dan obat-obatan, pembuat suplemen sebagian besar tidak diatur, jadi pilihan memang melulu berada di tangan masyarakat awam, dengan segala masalah medis yang mungkin dimilikinya.
Anthony Fauci telah mengingatkan, untuk meningkatkan sistem kekebalannya, dan suplemen lain yang mungkin diklaim bermanfaat bagi kesehatan, kita perlu hati-hati memilih.
Melengkapi hal ini, Pusat Kesehatan Pelengkap dan Integratif Nasional AS telah menyarankan bahwa meskipun jahe mungkin berguna untuk mual dan melatonin untuk tidur, beberapa suplemen - termasuk St John’s Wort, echinacea, dan kunyit - belum terbukti memiliki manfaat apa pun dalam uji coba.
Baca Juga: Studi : Vitamin D Menurunkan Risiko Kematian Akibat Virus Corona
Baca Juga: 9 Kebiasaan Ini Tanpa Disadari Berdampak Pada Kesehatan Kulit
Fauci, bagaimanapun, menganjurkan minum vitamin, terutama dengan pandemi yang masih berkecamuk dan mengingat kita semua perlu menopang sistem imunitas tubuh kita.
“Jika Anda kekurangan vitamin D, itu berdampak pada kerentanan Anda terhadap infeksi. Jadi saya tidak keberatan merekomendasikannya,” kata Fauci blak-blakan.
Fauci mengatakan suplemen vitamin D dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh terhadap Covid-19 Pada usia 79 tahun, Fauci masih rajin mengonsumsi vitamin D sendiri. Sebuah studi pada bulan September 2020 oleh University of Chicago Medicine mendukung nasihatnya, menemukan hubungan antara kekurangan vitamin D dan kerentanan terhadap Covid-19.
Sementara itu, Sally Poon, ahli diet yang berbasis di Hong Kong, mencatat bahwa suplemen makanan, seperti namanya, "dimaksudkan untuk melengkapi diet".
Ada keadaan di mana seseorang dapat memperoleh manfaat dari meminumnya, katanya, dan mengutip sebagai contoh orang dengan alergi atau intoleransi makanan. Orang dengan intoleransi laktosa mungkin kekurangan kalsium, misalnya.
Vegan sering kekurangan vitamin B12 dan mungkin mendapat manfaat dari mengambil lebih banyak, dan orang yang didiagnosis dengan defisiensi tertentu melalui tes darah mungkin perlu meningkatkan pola makan mereka.
Baca Juga: Menghindari Efek Samping Obat, Panduan Ini yang Harus Dilakukan
Baca Juga: Dokter Ini Buktikan Pakai 6 Masker Sekaligus Tak Bikin Napas Sesak
Mereka yang menderita anemia perlu mengonsumsi zat besi, misalnya, dan asam folat penting bagi wanita yang berencana untuk hamil, dan selama awal kehamilan untuk mencegah cacat tabung saraf pada janin.
Kekurangan vitamin D, sebaliknya kata Poon, “adalah masalah kesehatan global, dan kelompok populasi tertentu mungkin tidak merasa cukup”. Ini termasuk bayi yang mendapat ASI eksklusif karena konsumsi ASI saja tidak memenuhi persyaratan, orang dengan kulit lebih gelap, orang dengan kondisi yang membatasi penyerapan lemak (vitamin D larut dalam lemak) dan mereka yang paparan sinar matahari mungkin terbatas karena mereka tinggal di rumah, atau memakai jubah panjang dan penutup kepala karena alasan kesehatan atau karena cuaca dingin.
Baca Juga: Studi: Nikotin Membuat Sistem Imunitas Tubuh Jadi Tak Terkendali
Baca Juga: Bakar Lemak Cara Cepat, Diet Jahe Mampu Turunkan Hingga 4 Kg Per Minggu
Berbarengan, Poon dan Fauci menekankan pentingnya mendapatkan cukup vitamin D. Selain dari sinar matahari, kita bisa mendapatkannya dari beberapa sumber makanan - telur, beberapa produk susu, jamur tertentu, dan ikan laut dalam seperti tuna dan salmon.(*)
#bijakGGL #berantasstunting #hadapicorona