Minumlah setidaknya delapan gelas air sehari. Tetap terhidrasi dapat membantu kita menjaga kadar gula darah yang sehat.
Jika kelebihan berat badan, usahakan untuk menurunkan berat badan. Latihan kardio dan kekuatan sangat bermanfaat untuk menurunkan kadar gula darah.
6. Asam urat dan masalah tidur
Baca Juga: Infeksi Jadi Penyebab Umum Demam Pada Lansia, Begini Cara Mengatasinya
Baca Juga: Menjaga Kesehatan Ginjal Butuh Pengetahuan dan Perawatan, Ini Tiga Pihak yang Terlibat
Karena serangan asam urat sering terjadi pada malam hari, penderita asam urat terbangun dari tidurnya.
Rasa sakit akibat asam urat dapat mencegah kita tertidur kembali. Padahal kurang tidur itu dapat menyebabkan peningkatan stres, perubahan suasana hati, kelelahan, dan masalah kesehatan lainnya.
Dalam sebuah survei terhadap pasien asam urat yang diterbitkan dalam jurnal Arthritis Research & Therapy, hampir seperempat responden menggambarkan seringnya asam urat muncul di malam hari sehingga menimbulkan kantuk di siang hari.
Asam urat juga berhubungan dengan apnea tidur obstruktif, suatu kondisi yang terjadi ketika saluran napas tersumbat sementara dan sebentar saat tidur.
Orang dengan apnea tidur obstruktif sering diketahui juga memiliki kadar asam urat yang tinggi, faktor risiko asam urat.
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Arthritis & Rheumatology, para peneliti menemukan bahwa mereka yang mengalami sleep apnea berisiko lebih tinggi terkena asam urat.
Gejala sleep apnea termasuk kantuk di siang hari, kelelahan, mendengkur, sulit berkonsentrasi, gelisah saat tidur, dan terengah-engah saat tidur.
Orang dengan sleep apnea mengalami banyak gangguan kecil dalam bernapas saat mereka tidur, dan ini menurunkan tingkat oksigen dalam darah mereka.
Hal ini diduga mempengaruhi proses yang meningkatkan produksi asam urat dalam tubuh, yang meningkatkan risiko asam urat.
Baca Juga: Perdarahan Postpartum Pasca Persalinan Bisa Berisiko Nyawa Ibu, Begini Penanganannya
Baca Juga: Hidung Tersumbat Bisa Membuat Otak Bekerja Lebih Keras, Menurut Studi
7. Asam urat dan kesehatan mental
Rasa sakit kronis yang terkait dengan serangan asam urat berulang dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan depresi.
Asam urat dapat menyebabkan rasa sakit yang parah yang dapat membuat kita sulit untuk beraktivitas, pergi bekerja, dan menyelesaikan tugas sehari-hari.
Dampak tersebut pada kehidupan sehari-hari dan dapat berdampak pada kesehatan mental, sosial, dan fisik pasien.
“Ini bukan hanya tentang fungsi dan kecacatan, tetapi juga bagaimana pasien memandang diri mereka sendiri,” kata Dr. Khanna.
"Saya berbicara dengan pasien tentang fakta bahwa asam urat dapat diobati, dan mungkin untuk tetap benar-benar bebas dari penyakit asam urat jika mereka meminum obat mereka."
8. Asam urat dan keropos tulang
Penderita asam urat ebih rentan terhadap faktor osteopenia dan osteoporosis. Sebuah studi di jurnal Medicine menemukan bahwa tingkat keseluruhan patah tulang pada orang dengan asam urat hampir 23%, yang lebih tinggi daripada mereka yang tidak menderita asam urat.
Pada fase awal penipisan tulang, yang disebut osteopenia, dan bahkan pada osteoporosis yang lebih lanjut, orang tidak memiliki gejala kecuali mereka mengalami patah tulang.
Baca Juga: Ruam Hingga Lepuh Seluruh Tubuh, 5 Kondisi Autoimun Langka yang Diderita Penerima Vaksin Covid-19
Baca Juga: Meski Minuman Populer, Susu Dicampur dengan Teh Ternyata Ini Dampaknya
“Itulah mengapa penting bagi wanita pada saat menopause dan pria dengan asam urat atau faktor risiko osteoporosis lainnya setidaknya pada usia 65 tahun untuk mendapatkan tes kepadatan tulang,” kata Dr. Fields. "Ini akan mendeteksi penipisan tulang dan mengarah pada pengobatan."
Jika menderita asam urat dan faktor risiko osteoporosis lainnya, tanyakan kepada dokter kapan harus mulai melakukan skrining untuk kepadatan mineral tulang.
Jika ditemukan memiliki tulang yang menipis, kita mungkin akan diberi resep obat untuk mencegah pengeroposan tulang lebih lanjut, seperti bifosfonat. Ini termasuk alendronate (Fosamax), risedronate (Actonel), bandronate (Boniva), dan asam zoledronic (Reclast). (*)
Source | : | Emedicine Health,Arthritis Care & Research |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar