GridHEALTH.id – Program Keluarga Berenca (KB) sudah dimulai sejak era kepemimpinan Presiden Soekarno dan terus berlanjut hingga kepemimpinan presiden saat ini, Presiden Joko Widodo.
Setiap presiden membangun trennya masing-masing dalam pelaksanaan program Keluarga Berencana (KB), yang disesuaikan dengan tujuan dan target pencapaiannya masing-masing.
Oleh karena itu, pelakasanaan program Keluarga Berencana (KB) terdapat ciri dan karakteristik yang berbeda-beda.
Secara umum tren pelaksanaan program Keluarga Berencana (KB) dapat dilihat karakteristiknya dalam tiga masa besar, yaitu masa orde lama, orde baru, dan reformasi.
Masa Orde Lama - Era Presiden Soekarno
Pada saat Soekarno memimpin, kondisi Indonesia baru saja merdeka sehingga pemerintahan dan peraturan hukum negara masih dalam penyesuaian dan pembangunan.
Maka isu terkait kependudukan termasuk pengendalian jumlah penduduk melalui program KB belum menjadi fokus utama.
Soekarno juga tidak setuju dengan penerapan program KB, karena menurutnya Indonesia kala itu memerlukan banyak sumber daya untuk dapat melawan kapitalisme Barat dan melakukan pembangunan di tiap wilayah, sehingga Soekarno lebih memilih untuk pronatalis.
Tercatat pada masa kepemimpinan Soekarno laju pertumbuhan penduduk (LPP) sekitar 2%-2,31% dengan tingginya Angka Kelahiran Total (AKT) sekitar 5,6 pada tahun 1971, yang artinya setiap perempuan memiliki 5-6 anak, untuk menekan kepadatan penduduk yang dilakukan Soekarno adalah program transmigrasi.
Dengan demikian pembangunan bisa dilakukan pada daerah-daerah yang belum terjamah.
Masa Orde Baru - Era Presiden Soeharto
Baca Juga: Peringati Hari Keluarga Berencana (KB), Ini Tujuan & Manfaat Dari KB
Source | : | Jhp.ui.ac.id |
Penulis | : | Vanessa Nathania |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar