Find Us On Social Media :

Risiko Angkat Beban Bagi Penderita Hipertensi, Kematian Mendadak

Angkat beban berbahaya bagi penderita hipertensi, risikonya bisa menyebabkan kematian mendadak.

GridHEALTH.id - Angkat beban merupakan salah satu olahraga yang saat ini sangat digemari oleh masyarakat.

Demi memiliki tubuh yang berbentuk seseorang bahkan rela berlatih setiap hari di tempat gym.

Tapi tahukah, olahraga angkat beban ternyata sangat berbahaya bagi para penderita hipertensi alias darah tinggi.

Bahkan saking berbahayanya angkat beban dapat menyebabkan mereka mengalami kematian mendadak.

Selain penderita hipertensi, risiko kematian mendadak akibat latihan angkat beban ini juga bisa dialami bagi penderita penyakit jantung.

Baca Juga: Seberapa Bolehkah Penderita Hipertensi Untuk Olahraga? Ini Kata Ahli

Hal ini diungkapkan langsung oleh dokter spesialis kardiovaskular Indonesia, dr. BRM Ario Soeryo, Sp.JP, FIHA, saat menjadi narasumber di acara Scientific Meeting of Indonesian Society of Hypertension (InaSH) yang ke 14 di Jakarta, (20/02/2020).

Menurutnya olahraga memang sangat penting bagi setiap orang, namun olahraga yang tepat bagi setiap individu itu berbeda-beda.

Baca Juga: Cara Cerdik dan Cerdas Membuat Wanita Mendapatkan Kepuasan Orgasme di Ranjang

Seperti angkat beban yang termasuk olahraga isometrik yang ternyata sangat tidak disarankan bagi penderita hipertensi terlebih penyakit jantung.

"Isometrik contohnya angkat beban untuk membangun massa otot menjadi besar. Olahraga ini tidak cocok bagi penderita penyakit jantung dan hipertensi," ucap dr. Ario.

Baca Juga: Bermanfaat untuk Pertumbuhan, Begini Cara Pijat Bayi yang Benar

Hal ini dikarenakan pada saat latihan, mereka pastinya akan menahan napas cukup lama ketika mengangkat beban.

"Kondisi ini bisa meningkatkan tekanan darah di pembuluh darah hampir dua kalilipat bahkan bisa sampai tiga," ungkapnya.

Baca Juga: 4 Manfaat Alpukat bagi Ibu Hamil, Salah Satunya Mencegah Mual

Selain itu, sama seperti otot bagian tubuh lain yang bisa menebal saat dilatih, otot jantung pun bisa juga demikian.

Lebih lanjut, dr. Ario mengatakan kematian mendadak akibat olahraga terlalu berat biasanya terjadi karena adanya penebalan otot jantung salah satunya.

Baca Juga: Fans BCL Harus Bersyukur sang Idola Matanya Masih Sembab hingga lebih dari 24 jam, Sejak Kepergian Ashraf Sinclair

Juga untuk mendeteksi penebalan otot jantung ini pun ternyata tidak mudah.

"Tidak mudah membedakan penebalan otot yang masalah yang penyakit dan penebalan otot yang normal, butuh pemeriksaan secara menyeluruh," ucapnya.

"Jadi kita tidak menyarankan penderita penyakit jantung dan hipertensi untuk olahraga isometrik atau angkat beban," tambahnya.

Baca Juga: Sri Mulyani; Minuman Manis Dikenakan Cukai, Bisa Jadi Upaya Singkirkan Bahaya Laten Diabetes dan Obesitas di Indonesia

Namun bukan berarti penderita hipertensi tidak boleh berolahraga, demi tekanan darahnya terkontrol dr. Ario merekomendasikan untuk melakukan olahraga endurance.

"Sebaiknya penderita hipertensi lebih sering melakukan olahraga endurance, seperti tredmill, jogging atau jalan," pungkasnya.(*)

Baca Juga: Sering Dikaitkan dengan Hal Mistis, Ternyata Ketindihan Benar Adanya Secara Medis Namanya Sleep Paralysis

 

 

 #berantasstunting