GridHEALTH.id - Pada dasarnya metabolisme adalah semua energi atau kalori yang kita bakar setiap harinya.
Menurut Abbie E. Smith-Ryan, Profesor dan direktur laboratorium fisiologi terapan di University of North Carolina, AS, proses pembakaran kalori tak hanya terjadi ketika kita berolahraga.
Tubuh kita membakar kalori setiap saat agar kita tetap bisa hidup. Mulai dari mencerna makanan sampai bernapas atau sekadar memeriksa pesan di ponsel, semua ini berkontribusi pada metabolisme tubuh.
Menurut Smith-Ryan, latihan interval intensitas tinggi adalah salah satu bentuk olahraga yang sangat efektif untuk meningkatkan metabolisme tubuh.
Proses pembakaran kalori dalam tubuh akan meningkat hingga 24 jam setelah mempraktikan olahraga tersebut dengan jumlah kalori yang terbakar mencapai 200 hingga 300 kalori.
Cara lain untuk meningkatkan metabolisme basal adalah dengan mempraktikan olahraga yang mampu meningkatkan massa otot.
Baca Juga: 4 Jenis Minuman Perusak Metabolisme yang Selalu Bikin Gagal Diet
Baca Juga: Pilot dan Kru Kabin Pesawat Wajib Tes Kesehatan Sebelum Terbang, Ini Deretan Pemeriksaannya
“Latihan resistensi menguntungkan untuk meningkatkan massa otot, yang secara tidak langsung akan meningkatkan metabolisme,” kata Smith-Ryan.
Jaringan otot membakar lebhi banyak kalori saat istirahat daripada lemak. Inilah yang membantu kita untuk mendapatkan tubuh ideal.
Lihat postingan ini di Instagram
Jadi kita tak perlu melakukan olahraga berlebihan hanya karena ingin menurunkan berat badan.
Tetapi awas, ada makanan yang justru memperlambat metabolisme. Jika metabolisme lambat, maka pembakaran kalori menjadi terhambat.
Berikut ini daftar makanan yang dapat memperlambat pembakaran kalori dalam tubuh;
1. Soda
Soda masuk dalam daftar makanan yang memperlambat metabolisme tubuh. Jadi, bagi para pecinta minuman bersoda, sebaiknya mulai mengurangi mulai saat ini.
Sebab, dalam minuman bersoda terkandung sirup jagung fruktosa dengan kadar tinggi, yang mana kandungan tersebut dapat mengakibatkan sindrom metabolisme.
Baca Juga: Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin Targetkan Maret 2022 Indonesia Capai Herd Immunity
Baca Juga: 5 Penyebab Vagina Basah Padahal Bukan Keputihan, Hormon Hingga Tumor
Hal ini dapat dikatakan cukup berbahaya. Karena selain bisa memperlambat pembakaran kalori, minuman yang mengandung soda juga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke dan penyakit diabetes.
Bahkan, dalam sebuah riset yang dilakukan oleh American Journal of Clinical Nutrition, menemukan, terlalu sering mengonsumsi kandungan sirup jagung fruktosa dapat memicu obesitas.
2. Buah dan sayuran
Khususnya buah dan sayuran yang bukan organik. Sebabnya, dalam sebuah riset yang digalakkan oleh Environmental Health Puranerspective, menyebutkan, jika menyemprotkan beberapa jenis fungicide pada sayuran atau buah, hal itu dapat meningkatkan berat badan pada manusia.
Sehingga kita perlu hati-hati dalam memilih buah ataupun sayuran karena bukannya sehat, malah bisa meningkatkan jumlah lemak dalam tubuh.
Maka sebaiknya membeli buah atau sayuran organik yang nonpestisida. Dan sebelum mengonsumsi, cuci bersih buah dan sayuran terlebih dahulu.
3. Asam lemak omega 6
Asam lemak omega 6 pada ikan salmon, kacang kenari, kuning telur, atau chia seed sangat baik bagi tubuh.
Tapi hindari kandungan asam lemak omega 6 pada paha ayam, mentega, atau kue. Mengapa?
Baca Juga: Penyandang Diabetes, Bolehkah Mengonsumsi Obat Herbal? Ini Jawabannya
Karena, dalam proses pembuatan makanan yang terhidrogenasi oleh lemak. Kemudian menggunakan minyak sayur, hal ini dapat meningkatkan peradangan dan juga meningkatnya risiko obesitas.
Tinggi kandungan asam lemak omega 6 juuga bisa meningkatkan resistensi insulin. Yaitu sebuah proses dalam tubuh yang merubah karbohidrat menjadi lemak.
4. Tepung terigu
Makanan yang dibalur tepung terigu atau terbuat dari tepung terigu rasanya lebih enak dibanding tepung gandum.
Tetapi kandungan nutrisi dan kualitas tepung terigu lebih rendah. Sebab prosesnya yang sangat kompleks.
Hal ini karena tepung terigu mengandung serat yang rendah, atau bahkan tidak ada sama sekali. Sehingga menjadikan proses pencernaan lebih cepat daripada roti gandum.
Itulah yang menjadikan tepung terigu masuk dalam daftar salah satu makanan yang memperlambat metabolisme.
5. Daging sapi ternak
Makanan yang memperlambat metabolisme tubuh selanjutnya yaitu daging sapi ternak. Tak jauh berbeda dengan ayam ternak, daging sapiternak juga lebih banyak mengandung zat kimi. Misalnya antibiotik, jika dibandingkan sapi yang hanya memakan rerumputan.
Dalam sebuah riset yang telah tersusun pada sebuah jurnal kesehatan, mengungkap bahwa, antibiotik yang terkandung dalam hewan ternak bisa berdampak buruk bagi.
Baca Juga: Berhubungan Intim Saat Sedang Haid Bisa Dilakukan, Begini Caranya
Baca Juga: Meski Jadul, Toilet Jongkok Ternyata Lebih Sehat Daripada Toilet Duduk
Antibiotik bisa membunuh bakteri baik di dalam usus. Dampak jangka panjangnya, berat badan cenderung akan naik. (*)
#berantasstunting #bijakGGL #hadapicorona
Source | : | WebMD,American Journal of Clinical Nutrition,Gridhealth.id,harapanrakyat.com |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar