GridHEALTH.id - Penting untuk dicatat bahwa orang-orang dari segala usia dapat mengalami stroke.
Karena jenis penyakit kardiovaskular yang berbeda ini mengurangi suplai darah dan fungsi otak, efek stroke dapat meluas dan mengakibatkan kecacatan jangka panjang (atau kematian). Tetapi dengan pengobatan yang cepat, pemulihan dari stroke adalah mungkin.
Ketika datang untuk mengenali tanda-tanda stroke, kecepatan sangat penting. Jika tidak mengetahui gejala stroke teratas, ada deteksi dini yang disebut FAST dari American Stroke Association. Yaitu wajah terkulai, kelemahan lengan, kesulitan bicara dan saatnya menelpon bantuan.
Meskipun tidak ada jaminan yang sangat mudah untuk melawan stroke, penelitian ilmiah dengan jelas menunjukkan bahwa dua hal sangat penting: memahami faktor risiko dan mengetahui bagaimana membuat pilihan gaya hidup sehat untuk mengurangi risiko stroke.
Beberapa faktor risiko stroke memang tidak mudah dibentuk—gen, usia, jenis kelamin, dan ras/etnis—namun kesadaran adalah kuncinya.
Selain itu, kondisi kesehatan tertentu yang dapat dimodifikasi dan pilihan gaya hidup merupakan peluang penting untuk membantu menangkal stroke.
Baca Juga: Teh Hijau dan Kopi, Dua Minuman Wajib Bagi Survivor Gangguan Jantung dan Stroke
Baca Juga: Pengobatan Alami Untuk Mengatasi Hidung Kering Penyebab Mimisan
Usia yang lebih tua (lebih dari 65 tahun) dan jenis kelamin wanita meningkatkan risiko stroke, tetapi orang dewasa dan pria yang lebih muda masih terpengaruh dan harus tetap waspada.
Faktanya, selama beberapa dekade terakhir, stroke telah meningkat pada orang dewasa muda, terutama pada pria.
Secara keseluruhan, orang dewasa muda berusia 18 hingga 50 tahun mewakili 10 hingga 15% dari total stroke di AS.
Ketidaksetaraan kesehatan rasial juga terlihat. Stroke lebih cenderung mempengaruhi orang Afrika-Amerika, Hispanik, Indian Amerika, dan Penduduk Asli Alaska daripada orang kulit putih atau Asia non-Hispanik.
Selain itu, risiko mengalami stroke dan meninggal karenanya hampir dua kali lipat untuk orang Afrika-Amerika daripada orang Kaukasia.
Perawatan dan pengelolaan penyakit tertentu akan menurunkan risiko stroke. Ini termasuk anemia sel sabit, struktur jantung abnormal, fibrilasi atrium, dan stroke sebelumnya atau serangan iskemik transien (TIA, atau "stroke mini").
Selain itu, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, penyakit jantung, obesitas, dan diabetes tipe 2 adalah kondisi yang dapat dimodifikasi terkait dengan peningkatan risiko stroke.
Baca Juga: Studi: Makan Makanan Pedas Ternyata Dapat Memperpanjang Umur
Baca Juga: 7 Penyebab Kolesterol Tinggi Tanpa Disadari yang Perlu Diwaspadai
Ilmu pengetahuan terbaru juga memberi tahu kita bahwa stroke adalah kemungkinan komplikasi infeksi Covid-19, bahkan pada orang dewasa muda.
Terakhir, dua kebiasaan gaya hidup tertentu—konsumsi alkohol yang berlebihan dan merokok tembakau—adalah faktor yang meningkatkan kemungkinan terkena stroke.
GAYA HIDUP MEMERANGI STROKE
Sekarang setelah mengetahui faktor risiko utama yang berperan, berikut adalah enam pendekatan gaya hidup berbasis bukti untuk memerangi stroke:
1. Makan makanan yang sehat.
Warnai piring dengan biji-bijian, sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, kacang-kacangan, susu, dan ikan. Kelompok makanan ini telah dikaitkan dengan penurunan risiko stroke.
Boleh dicoba diet Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH) dan diet Mediterania memiliki penelitian berkualitas tinggi yang mendukungnya untuk perlindungan stroke.
2. Bergerak secara teratur.
Kurangnya aktivitas fisik terkait dengan kondisi kesehatan yang meningkatkan risiko stroke (obesitas, hipertensi, kolesterol tinggi, dan diabetes).
American Heart Association (AHA) merekomendasikan orang dewasa untuk melakukan 150 menit aktivitas intensitas sedang atau 75 menit aktivitas berat setiap minggu.
Baca Juga: Hari Lanjut Usia Nasional 2021, Waspadai Malnutrisi Pada Lansia
Baca Juga: Infeksi Penyakit Gigi Jangan Disepelekan, 6 Penyakit Serius Ini Bisa Muncul
Menggabungkan berbagai hal dengan aktivitas aerobik, resistensi, dan fleksibilitas adalah pendekatan yang ideal.
3. Jaga berat badan
Penelitian mengungkapkan bahwa obesitas merupakan faktor risiko stroke iskemik, bahkan pada orang dewasa muda.
Kelebihan berat badan dan rasio pinggang-pinggul yang lebih tinggi (ukuran obesitas perut) terkait dengan sejumlah faktor risiko kardiometabolik seperti tekanan darah tinggi, kolesterol, dan gula darah (yaitu, diabetes).
Hubungan obesitas/stroke diperkirakan dimediasi oleh faktor kardiometabolik ini.
Nutrisi yang sehat dan aktivitas fisik (lihat di atas) adalah faktor penting dalam mencapai dan mempertahankan berat badan dan massa otot yang sehat, pemain penting dalam metabolisme.
4. Prioritaskan istirahat malam yang baik.
Orang dewasa membutuhkan tujuh hingga sembilan jam tidur setiap malam. Rekomendasi ini bukan hanya bagus untuk dimiliki.
Gangguan kronis pada durasi atau kualitas tidur terkait dengan serangkaian efek kesehatan negatif, termasuk peningkatan berat badan, tekanan darah, dan diabetes yang merupakan faktor risiko stroke.
Baca Juga: Mandi Air Hangat Bantu Turunkan Kolesterol dan Kadar Gula Darah
Baca Juga: Cinta Disebut Bisa Ubah Tubuh Perempuan, Ini Hal Lain yang Akan Berubah Ketika Seseorang Jatuh Cinta
5. Hindari alkohol
Konsumsi alkohol dari waktu ke waktu dapat meningkatkan tekanan darah dan kadar lipid (trigliserida), yang keduanya dapat menyebabkan stroke.
Keseringan minum alkohol meningkatkan risiko stroke iskemik dan hemoragik, sementara konsumsi alkohol ringan dan sedang terkait dengan risiko stroke iskemik yang lebih rendah.
6. Berhenti merokok.
Merokok dan paparan asap rokok berdampak negatif pada hampir setiap organ dalam tubuh, dan merupakan penyebab utama stroke.
Faktanya, meta-analisis 2019 menetapkan bahwa risiko stroke naik 12% untuk setiap 5 batang rokok yang dihisap per hari.
Seiring dengan peningkatan tekanan darah dan pengurangan oksigen yang dapat dibawa oleh darah, merokok merusak pembuluh darah dan mengurangi aliran darah ke otak.
Baca Juga: 5 Jenis Makanan yang Bermanfaat Menurunkan Tekanan Darah Tinggi
Baca Juga: 6 Hal Perlu Segera Dilakukan Saat 'Divonis' Dengan Diabetes Tipe 2
Merokok meningkatkan kadar trigliserida dan akumulasi plak, penebalan dan penyempitan pembuluh darah, menurunkan kolesterol HDL (baik), dan meningkatkan pembekuan darah. (*)
#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL
Source | : | American Stroke Association |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar