Tefler juga menjelaskan, bahwa hal tersebut mungkin terjadi karena pembatasan asupan makanan saat puasa memengaruhi interaksi antara telur yang sedang berkembang, juga sel-sel pendukungnya.
Menurutnya ini pun merupakan perubahan aktivitas sel induk garis germinal, yang menurut beberapa orang dapat mengisi kembali ovarium yang terkuras dalam kondisi yang tepat.
Bukan hanya itu, puasa juga dapat mengurangi risiko masalah menstruasi, hipertensi selama kehamilan, dan subfertilitas, dilansir dari National Institutes of Health, Kamis (10/02/2022).
Bahkan hanya dengan puasa Sindrom ovarium polikistik (PCOS), gangguan endokrin yang paling umum, bisa mengeliminir kejadiannya.
Sebab puasa dalam sebuah studi terbukti dapat mengurangi aktivitas simpatik kronis yang berlebihan pada PCOS.
Ini pada akhirnya, akan mengurangi tingkat neurohormon stres dan berdampak pada kesehatan fisik serta mental seorang wanita.
Pembatas kalori yang terjadi saat puasa pun, juga mampu meningkatkan hormon luteinzing pada wanita obesitas dengan PCOS.
Baca Juga: Perawatan Prakonsepsi Pada Pria Untuk Meningkatkan Kesuburan
Ini menekankan kalau puasa dapat berpengaruh terhadap ovulasi wanita.
Selain itu, perubahan gaya hidup juga menjadi penanganan pertama pada wanita PCOS yang mengalami kelebihan berat badan.
Studi yang diterbitkan pada 2018 ini mengungkapkan kalau berat badan yang turun sekitar 5-10 persen, sangat bermanfaat bagi wanita.
Baca Juga: Waspadai, Inilah Cara Diabetes Menyebabkan Gangguan Kesuburan Wanita
Source | : | newscientist.com,National Institutes of Health |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar