GridHEALTH.id - Pradiabetes adalah suatu kondisi yang berkembang sebelum seseorang terkena diabetes tipe 2.
Ini juga dikenal sebagai gangguan glukosa puasa atau intoleransi glukosa. Ini pada dasarnya berarti kadar gula darah lebih tinggi dari biasanya, tetapi tidak cukup tinggi untuk dianggap sebagai tanda diabetes.
Selama fase pradiabetes, pankreas masih memproduksi cukup insulin sebagai respons terhadap karbohidrat yang tertelan.
Tetapi insulin kurang efektif dalam menghilangkan gula dari aliran darah, sehingga gula darah tetap tinggi. Kondisi ini disebut resistensi insulin.
Memiliki pradiabetes tidak berarti kita pasti akan terserang diabetes. Namun, ini adalah peringatan dini tentang apa yang akan terjadi ke depan bila pradiabetes tidak ditangani dengan cepat dan cermat.
Orang dengan pradiabetes memiliki risiko 5 hingga 15 kali lebih tinggi untuk terkena diabetes tipe 2 dibandingkan seseorang dengan kadar gula darah normal.
Baca Juga: 4 Hal yang Perlu Diketahui Sebagai Tanda-tanda Dini Serangan Diabetes
Baca Juga: Uni Eropa Umumkan, Optimis Capai Herd Immunity Pada Juli 2021
Peluang tersebut meningkat jika kita tidak membuat perubahan yang sehat pada diet atau kebiasaan aktivitas.
Seseorang dengan resistensi insulin pada tahap awal dapat mengembangkan diabetes tipe 2 jika terus berlanjut cukup lama.
Lihat postingan ini di Instagram
Hanya 10% orang dengan pradiabetes yang tahu bahwa mereka menyandangnya karena banyak yang tidak menunjukkan gejala apa pun.
Salah satu faktor risiko berikut dapat meningkatkan peluang terkena pradiabetes seperti kelebihan berat badan, menjadi tidak aktif, mengalami tekanan darah tinggi, memiliki kolesterol tinggi.
Risiko juga meningkat bila ada anggota keluarga dekat dengan diabetes tipe 2 dan bagi wanita, pernah melahirkan bayi dengan berat lebih dari 4 kilogram.
Pradiabetes adalah kondisi silent, sehingga mendapatkan pemeriksaan kesehatan secara teratur penting untuk deteksi dini.
Jika kita pemeriksaan gula darah sudah berada pada garis ambang batas (borderline), lebih baik segera diskusikan hal ini dengan dokter.
Baca Juga: 3 Cara Menghilangkan Bekas Jerawat Membandel dengan Minyak Vitamin E
Baca Juga: Pertanyaan Awam, Bagaimana Jika Terlambat Vaksin Covid-19 Dosis Kedua?
Jika dokter hawatir kita mungkin menderita pradiabetes, kemungkinan besar mereka akan melakukan tes hemoglobin A1c (HbA1c) atau tes toleransi glukosa oral (OGTT).
HbA1c adalah indikator pola gula darah selama dua sampai tiga bulan terakhir, jadi ini sering kali merupakan gambaran keseluruhan yang lebih baik daripada pemeriksaan gula darah puasa tunggal. Tingkat HbA1c antara 5,7 dan 6,4 menunjukkan pradiabetes.
Kadar glukosa darah yang tinggi, terutama jika tidak ditangani, dapat memengaruhi sistem lain di tubuh .
Hal ini dapat membuat kita rentan terhadap berbagai risiko kesehatan dan kondisi kesehatan kronis. Misalnya, diabetes yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kehilangan penglihatan, kerusakan saraf, kerusakan ginjal, dan penyakit kardiovaskular.
Kadar insulin tinggi yang menyertai resistensi insulin dapat menyebabkan masalah tambahan.
Sebuah studi penelitian yang disebut Program Pencegahan Diabetes melihat bagaimana perubahan gaya hidup dapat membantu mencegah diabetes.
Berikut apa yang mereka temukan yang seharusnya memberi orang yang berisiko diabetes banyak harapan untuk bisa menangani kondisi pradiabetes-nya.
Baca Juga: Satu Lagi Manfaat Puasa, Bikin Panjang Umur dan Awet Muda
Baca Juga: Wah, Stres Ternyata Juga Bisa Berimbas ke Rambut, Ini Buktinya
- Dengan penurunan berat badan dan olahraga ringan, peserta studi mengurangi risiko terkena diabetes hingga 58% selama tiga tahun.
- Kekuatan makanan sehat dan kebiasaan olahraga adalah hal yang mutlak. Kendalikan kesehatan dengan berfokus pada perubahan pola makan dan gaya hidup sederhana.
- Makan lebih sehat dengan fokus pada makanan utuh dan karbohidrat kompleks seperti kacang-kacangan, biji-bijian, dan sayuran. Sekarang banyak program di online yang menawarkan tip bagus tentang masakan ramah diabetes.
- Bergerak lebih banyak. Berolahragalah selama 150 menit setiap minggu. Aktivitas apa pun lebih baik daripada tidak sama sekali. Bahkan 'hanya' berjalan kaki secara rutin 30 menit setiap hari, lima kali dalam seminggu.
- Jika kelebihan berat badan, menurunkan berat badan dapat mengurangi risiko. Pola makan yang lebih sehat dan meningkatkan tingkat aktivitas akan membantu kita mencapai tujuan ini.
- Jika memang menderita pradiabetes, dokter mungkin meresepkan obat, seperti metformin (Glumetza, Glucophage, Fortamet, Riomet). Ini juga dapat membantu meningkatkan sensitivitas insulin dan menjaga kadar glukosa darah tetap terkendali.
Mulailah melakukan apa yang disarankan di atas secepatnya. Ini akan memberi kita kesempatan terbaik untuk mencegah diabetes sejak awal sembari menghindari potensi komplikasi dari diabetes yang tidak terkontrol.
Meskipun mengetahui diagnosis dini ini bisa mengkhawatirkan, bukan berarti kita akan mengembangkan diabetes, kata Dr. Kristine Arthur, MD, dari MemorialCare Medical Group di Fountain Valley, California.
Baca Juga: Hati-hati, Keseringan Duduk Lama Bisa Picu Munculnya Nyeri Sendi
Baca Juga: Rendah Kalori, Ternyata Alpukat Bisa Mengatasi Asam Lambung
"Ini dapat menjadi dorongan bagi Anda untuk menghentikan perkembangan pradiabetes menjadi diabetes,” kata Arthur. (*)
#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL
Source | : | WebMD,Medical News Today,Gridhealth.id,American Diabetes Association |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar